REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebuah bom meledak di toko swalayan di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Sabtu (18/6) lalu. Saat ini, polisi masih memeriksa enam orang saksi dan belum ada yang dijadikan tersangka.
"Belum ada yang jadi tersangka. Enam saksi masih diperiksa di Polda Sumatera Selatan," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, Ahad (19/6).
Anton menerangkan, enam orang saksi tersebut yaitu Ki Agus Ikhsan Fathoni sebagai kurir yang mengantarkan paket bom tersebut ke toko swalayan yang bernama SM Swalayan tersebut dan Rahmad Hidayat alias Dayat, yang membawa paket tersebut dari Rumah Makan Pelangi ke Lubuk Linggau. Selain itu, empat orang petugas sekuriti yaitu Jasmi Binti Abdullah Sugo, Yudi Ardiansyah, Leo Waldi dan Hendri Pratama.
Polisi juga menyita sebuah mobil Avanza berwarna silver dengan nomor polisi BG 2336 HD. Mobil ini yang digunakan untuk mengantarkan paket tersebut. Anton menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, bom yang belum meletus merupakan rangkaian dari paket yang ada dalam satu kotak.
Dalam kotak tersebut terdapat dua tabung pipa yang berisi peledak. Setelah dibuka, ternyata hanya satu tabung yang meledak, satu tabung lainnya tidak meledak. “Untuk tabung yang tidak meledak sudah diamankan di Brimob. Setelah diperiksa, tabung itu tidak meledak karena sumbu pemicu putus lebih dahulu," jelas Anton.
Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan, empat di antara enam yang ditangkap tersebut diduga kuat sebagai pengantar paket bom. Namun Boy enggan menyebutkan empat orang tersebut. "Sementara ini mereka yang diduga kuat sebagai pengantar paket itu. Latar belakangnya masih kami selidiki," ujarnya.
Sampai saat ini status enam orang yang ditangkap dan sedang diperiksa tersebut masih sebagai saksi. Pihak kepolisian masih mendalami keterlibatan para saksi dalam paket bom tersebut.