REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Bisnis yang baik adalah bisnis yang mendekatkan diri kepada sang pencipta. Faktanya, tidak sedikit dari umat Islam dalam berbisnis itu justru menjauhkan diri dari penciptanya.
Pendiri Manajemen Qalbu, Abdullah Gymnastiar, mengatakan berbisnis itu pada prinsipnya jangan sampai mengganggu ibadah seorang Muslim. Sebab, keberhasilan seorang Muslim dalam berbisnis tidak terlepas dari izin Allah.
"Tidak ada yang tidak mungkin kalau atas izin Allah," papar dia saat berbicara dalam talkshow Merentas Bisnis Langit di Jakarta, Rabu (22/6).
Salah bila seorang Muslim memandang bisnis adalah uang. Menurut Aa Gym, uang itu bersifat selalu pindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Jadi, buat apa berbisnis dengan orientasi mutlak pada uang. "Orientasinya harus Allah. Uang itu apa sih, cuma uang pindah. Gimana ngga stres kita lihat uang pindah," kata dia.
Jadi, kata Aa, rumusnya ada lima. Pertama adalah periksa niat. Dalam berbisnis, niat itu harus tulus. Kedua, bisnis harus membuat ibadah jadi bagus. Ketiga, bisnis harus membuat hidup semakin lurus.
Keempat, dalam berbisnis itu ikhtiar harus semakin lurus. Terakhir adalah berbisnis harus membuat tobat berjalan terus menerus. "Kelima kunci ini yang akhirnya membuat rezeki lah yang mengejar kita. Kalau bisnis berorientasi uang, pemikiran terlalu rendah. Yang kita takuti adalah jangan sampai bisnis menjauhkan kita dari Allah," kata dia.
Setelah sukses, kata Aa, jangan lupa prinsip pohon kelapa. Sukses berbuah, lalu buahnya pasti dijatuhkan, sudah jatuh lalu dijambak, selanjutnya di cungkil, lalu dapat buahnya, kemudian ke kerok, lalu diparut, terakhir diperas. "Ingat, segala sesuatu datang dari Allah, dan pada akhirnya kembali kepada-Nya," ujar dia.
Intinya, kata Aa, berbisnis tidak perlu takut. Kalau takut, takutlah kepada Allah. Selain itu, dalam berbisnis jangan untuk membuat orang lain tersanjung. Tapi sebaliknya, berbisnis untuk membuat bangga sang pencipta. "Penyakit kita itu selalu ada yang lain dari Allah," pungkas dia.