REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Kerajaan pada hari Rabu mengatakan tidak akan lagi mempekerjakan pekerja rumah tangga asal Indonesia dan Filipina. Keputusan itu diambil setelah beberapa "negara pengekspor tenaga kerja menyatakan minat yang tinggi" untuk mengirim pembantu rumah tangga untuk bekerja pada keluarga Saudi. "Larangan perekrutan akan diawasi secara ketat," kata kata Hattab Bin Saleh Al-Anzi, juru bicara dari Departemen Tenaga Kerja Arab Saudi.
Langkah ini, tambahnya, dilakukan menyusul persyaratan yang ketat dan "tidak adil" yang diberlakukan oleh dua negara Asia Tenggara itu. "Kementerian Tenaga Kerja akan berhenti mengeluarkan visa kerja bagi pekerja rumah tangga untuk Filipina dan Indonesia mulai Sabtu (2 Juli)," jelasnya.
Al-Anzi mengatakan bahwa agen perekrut Saudi akan merekrut pekerja domestik termasuk pembantu rumah tangga dari berbagai negara selain Indonesia dan Filipina.
Negara manakah itu? Berdasar pengendusan Arab News, sejumlah negara memiliki minat yang tinggi mengirimkan tenaga kerjanya ke Arab Saudi. Bangladesh, Ethiopia, India, Nepal, Eritrea, Sri Lanka, Bangladesh, Mali, dan Kenya ada di antara negara-negara yang siap memasok kebutuhan pekerja rumah tangga keluarga Saudi.
Srilanka, Bangladesh, dan India telah memasok PRT jauh lebih dulu sebelum Indonesia. Sedang Nepal, Eritrea, Mali, dan Kenya adalah 'pendatang baru'. Negara yang masuk dalam katagori 'miskin' ini dikabarkan segera akan menyumpai kebutuhan pekerja rumah tangga yang kosong setelah Indonesia menyatakan akan memberhentikan pengiriman PRT per 1 Agustus.