Rabu 06 Jul 2011 10:12 WIB

Islam Feruz, Masa Kecil Yang Memilukan (1)

Islam Feruz
Foto: www.thesun.co.uk
Islam Feruz

REPUBLIKA.CO.ID,GLASGOW - Islam Feruz, bintang muda Celtic Glasgow, kini menjadi incaran klub kaya raya Manchester City.  Islam Feruz, yang baru berusia 16 tahun, digadang-gadang sebagai calon pemain bintang Eropa.

Namun, di balik semua itu, masa kecil Islam Feruz sungguh memilukan. ‘’Geng akan muncul dengan senjata, datang ke rumah Anda dan mengambil segalanya... Kami selalu takut,’’ ujar Aisha (41), ibunda Islam Feruz, menceritakan tentang teror yang memaksa dirinya dan keluarga untuk melarikan diri dari Somalia.

Aisha menceritakan perjalanan Islam Feruz untuk akhirnya bisa bermain memperkuat timnas U17 Skotlandia itu jauh dari mudah. Ibu empat anak ini bersama keluarganya berhasil lolos dari kekerasan peperangan di kota asal mereka, Kismaylo (Somalia), untuk mendapatkan suaka di Inggris pada 2001. Mereka kemudian menjadi sasaran rasis di Skotlandia karena status mereka imigran.

Kehidupan Mencekam

Aisha mengatakan bahwa kehidupan mereka di Somalia sungguh mencekam. ‘’Ini (Somalia) adalah tempat yang sekarang sungguh menyedihkan dan kami selalu takuti,’’ kata Aisha. ‘’Kelompok milisi akan muncul dengan memegang senjata. Mereka datang ke rumah Anda hanya untuk mengambil segala sesuatu di rumah Anda.’’

Jika mencoba untuk menghentikannya, mereka akan menggunakan kekerasan. Aisha menyaksikan teman-temannya tewas di tangan milisi. ‘’Ibu dan ayahku juga tewas di Somalia,’’ katanya.

Kakek nenek Islam Feruz, menurut pengakuan Aisha, dipukuli karena coba melawan tentara milisi. Mereka mengalami luka sangat parah sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir. ‘’Mereka memukuli sebelum akhirnya membunuhnya. Anak-anak pamanku meninggal karena kami begitu miskin akibat berbagai beban masalah,’’ kenangnya.

Tinggalkan Somalia

Aisha dan ayah tiri Islam Feruz, Albashir Ali (42), mengambil keputusan untuk melarikan diri kekacauan. Mereka mencoba memberikan Islam Feruz dan adiknya, Rahma (15), sebuah kehidupan yang lebih baik.

"Kami akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Somalia pada 2001. Kami hanya ingin pergi ke tempat yang aman bagi anak-anak kami. Islam Feruz saat itu berusia lima tahun dan Rahma tiga tahun,’’ ceritanya.

Aisha bersama keluarga (foto kanan) disarankan untuk pergi ke Inggris. Dia saat itu sama sekali belum pernah mendengar tentang Skotlandia. Karena itu, Aisha memutuskan untuk terbang ke London.

Mereka harus berhati-hati ketika akan melarikan diri dari Somalia. Karena, banyak orang yang ingin menghentikan rencana mereka.

"Kau terlihat sebagai pengkhianat oleh beberapa orang. Mereka akan datang dan mengejar Anda,’’ kata Aisha. ‘’Saya saat itu sungguh khawatir. Itu sungguh menakutkan. Kami harus merahasiakan rencana kami.’’

Aisha memiliki teman baik yang sudah lebih dulu melarikan diri ke Inggris. Kepada mereka, Aisha menyerahkan seluruh perhiasannya untuk dibelikan tiket pesawat. Mereka lebih dulu pergi ke Yaman dengan menggunakan perahu sebelum akhirnya terbang ke London. "Kami tinggal di London selama dua pekan, otoritas setempat kemudian memindahkan kami ke Glasgow."

sumber : www.thesun.co.uk
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement