REPUBLIKA.CO.ID, PBB – Nama 14 mantan pemimpin Taliban Afghanistan dicabut dari daftar hitam internasional oleh Dewan Keamanan (DK) PBB. Keputusan ini diambil DK PBB atas usul pemerintahan Presiden Hamid Karzai.
Di antaranya adalah empat anggota Dewan Perdamaian Tinggi yang dibentuk tahun lalu untuk merintis perundingan dengan Taliban. DK PBB mengatakan langkah pencabutan nama tersebut menyiratkan pesan tegas dukungan terhadap usaha rekonsiliasi pemerintah Afghanistan.
Sanksi pertama kali diterapkan pada 1999 ketika Taliban berkuasa dan kemudian diperpanjang setelah serangan 11 September di New York, Amerika Serikat. "Masyarakat dunia menghargai usaha yang dilakukan anggota Dewan Perdamaian bagi terciptanya perdamaian, stabilitas, dan rekonsiliasi," kata Duta Besar Jerman untuk PBB dan pimpinan DK, Peter Wittig, Sabtu (16/7).
"Semua warga Afghanistan didorong untuk mendukung usaha ini. Pesannya jelas, yaitu mendukung perdamaian," tambah Wittig.
Sementara itu, kantor berita AP melaporkan pemerintah Afghanistan menginginkan pencabutan 50 nama. Mereka telah memberikan dokumen sebagai bukti bahwa orang-orang ini sudah menjadi bagian masyarakat, namun DK tetap menolak pencabutan mereka dari daftar hitam.
Para pengamat memandang AS dan NATO menyadari keberhasilan penarikan mundur pasukan dari Afghanistan harus diikuti penghentian perang serta kompromi politik pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Presiden Barack Obama mengatakan 10.000 tentara AS akan ditarik tahun ini, 23.000 lainnya akan ditarik akhir September 2012. Dalam 10 tahun ini jumlah korban sipil dan militer tercatat yang tertinggi. Tahun lalu lebih 2.400 warga sipil Afghanistan tewas.