REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso menilai sementah apapun informasi yang dikemukakan mantan bendahara umum DPP partai Demokrat M Nazaruddin, terkait pertemuan pimpinan KPK Chandra Hamzah dengan Anas Urbaningrum, tetap penting dipertimbangkan.
"Informasi sementah apapun, itu tetap penting. Pengakuan Pak Nazaruddin sudah tentu seyogyanya tetap menjadi bahan pertimbangan (bagi penuntasan kasus suap Wisma Atlet)," ujar Priyo kepada wartawan di Gedung DPR Jakarta, Senin (25/7), menanggapi pengakuan Nazaruddin terkait Chandra Hamzah-Anas.
Selanjutnya, ia menambahkan, pembicaraan berikutnya adalah tentang tingkat kesahihan dari fakta dan informasi yang disebut-sebut itu. "Bisa saja (informasi) itu tidak sahih, tetapi bisa saja sedikit sahih," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut politisi Partai Golkar itu, derajat sahih atau tidaknya informasi Nazaruddin sewaktu ia diwawancara satu stasiun televisi swasta tersebut silahkan diverifikasi oleh tim seleksi yang dibentuk pemerintah untuk menyeleksinya. Sementara DPR, ia menambahkan, menghendaki posisi yang sudah matang saja.
"Tetapi saya pastikan DPR memperhatikan semua yang terungkap maupun yang tidak terungkap terhadap berbagai informasi yang berdatangan," ujarnya.
Ketika ditanya sejauh mana kredibilitas informasi yang disampaikan Nazaruddin, Priyo berpendapat, hal itu terserah pada tim seleksi untuk melakukan penilaiannya. "Saya sendiri tidak bermaksud terlalu jauh, karena ini masih dalam ranah mereka. Tetapi saat itu (nama-nama calon) sudah dikirim ke DPR, kami sepenuhnya berhak untuk menilai. Jadi lebih baik kita tunggu," ujarnya.
Namun demikian Priyo juga mengatakan bahwa tidak adil pula apabila semua itu hanya disebut isu dan semua pihak juga menutup mata. "Sudah tentu tidak fair kalau kemudian orang yang diisukan serta merta kita tutup kesempatan. Jadi tinggal derajat dari kesahihan atau kredibilitas dari informasi yang ada yang diuji," ujarnya.
Sebelumnya juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi menampik kabar tentang pertemuan rahasia antara Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dengan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah dan Deputi Penindakan KPK Ade Raharja. "Saya tidak pernah mendengar soal adanya pertemuan itu," tutur Johan.
Ia juga mengemukakan bahwa dirinya tidak pernah mendengar adanya pertemuan enam pasang mata tersebut. Sebab, menurut dia, kasus yang diduga melibatkan sejumlah elite Partai Demokrat itu masih dalam tahap penyidikan.