Rabu 27 Jul 2011 14:42 WIB

Cina Klaim Bebaskan 89 Anak Korban Perdagangan Manusia

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Kepolisian Cina, Rabu (27/7) mengatakan, mereka telah membebaskan 89 anak-anak dalam pemberantasan perdagangan manusia yang diluncurkan tahun. Pengumuman dilakukan setelah secara online laporan-laporan penculikan yang luas memicu kemarahan publik.

Polisi juga menangkap 369 orang dalam operasi enam bulan untuk memecahkan sepasang "kegiatan kriminal besar" yang terlibat dalam perdagangan anak di 14 provinsi, kata Departemen Keamanan Publik dalam sebuah pernyataan.

"Dua kelompok kriminal besar yang terlibat dalam perdagangan anak telah berhasil dihancurkan, sekali lagi menunjukkan bahwa organ-organ keamanan publik "khidmat komitmen untuk rakyat," katanya. Anak-anak itu dijual dengan harga rata-rata sekitar 40.000 yuan (6,210 dolar AS), tambahnya. Selain itu pemerintah tidak memberikan beberapa rincian.

Penculikan dan perdagangan manusia telah menjadi keprihatinan serius publik. Keprihatinan kian meningkat setelah muncul serangkaian pengungkapan, termasuk skandal 2007 yang mengejutkan di mana ribuan orang dipaksa menjadi pekerja budak di tempat pembuatan batu-bata dan tambang di seluruh negeri.

Beberapa akademisi Cina telah menyalahkan kebijakan "satu anak" negara, yang ditujukan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk Cina, yang terbesar di dunia dengan 1,3 miliar, untuk berkontribusi terhadap perdagangan anak.

Kebijakan ini umumnya membatasi orang di daerah perkotaan untuk hanya memiliki satu anak, sementara keluarga-keluarga perdesaan dapat memiliki dua jika yang pertama adalah seorang gadis.

Kondisi ini menempatkan kedudukan utama pada bayi laki-laki. Alhasil ayi perempuan dijual atau ditinggalkan karena pasangan- pasangan berusaha untuk mendapatkan ahli waris laki-laki.

Masalah ini kembali menjadi agenda nasional di awal tahun ketika seorang profesor--yang dikenal aktivis oleh orang-orang kelas tertindas Cina--meluncurkan microblog yang membantu orang-orang tua menemukan anaknya yang hilang.

Kampanye Yu Jianrong, seorang profesor pembangunan pedesaan, menyebarkan harapan karena orang-orang tua berharap berkesempatan untuk menemukan anaknya yang hilang, dan mendorong pemerintah untuk mengeluarkan janji penumpasan baru.

Microblog itu memungkinkan para orang tua untuk mengunggah foto-foto anak-anak yang hilang dan mencari bantuan pada pengguna Web lainnya untuk menemukan mereka.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement