REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dua kejadian berdarah terjadi di Papua, yaitu kerusuhan pemilukada di Kabupaten Puncak yang menewaskan 19 orang dan penyerangan OPM yang menewaskan empat orang. Menurut Polri, dua kejadian berdarah itu berkaitan dengan pertemuan International Lawyer for West Papua (ILWP) di Oxford, Inggris dan sengaja dibuat untuk merebut perhatian dunia.
"Mungkin berkaitan dengan pertemuan yang di Inggris itu supaya dunia tahu," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam yang ditemui di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Rabu (3/8).
Anton mengakui adanya aktivitas kekerasan yang meningkat beberapa waktu terakhir di Papua. Ia menduga dua kejadian berdarah ini berkaitan dengan adanya konferensi untuk Papua di Oxford, Inggris dan unjuk rasa yang dihadiri ribuan masyarakat di Lapangan Timika Indah, Papua.
Berdasarkan informasi dari laman situs ILWP, konferensi itu diselenggarakan di East School of the Examination Schools, 75-81 High Street, Oxford. Konferensi tersebut mengangkat tema tentang kemerdekaan negara Papua Barat dengan judul West Papua? The Road to Freedom.