REPUBLIKA.CO.ID,MANAGUA--Pemimpin Libya yang diperangi, Muamar Qaddafi, siap mengadakan pemilihan umum untuk memecahkan konflik yang sedang berlangsung di negara Afrika Utara itu, kata Presiden Nikaragua Daniel Ortega Rabu malam setelah bertemu dengan delegasi Libya.
Ortega, sahabat pribadi Gaddafi, mengatakan kelompok sayap kiri Amerika Latin ALBA mendukung langkahnya untuk mempersilakan rakyat Libya "melakukan hak mereka untuk memilih ... dan membentuk kondisi-kondisi yang diperlukan untuk menghentikan perang."
Pemimpin Nikaragua, yang menyerukan agar operasi pemboman tentara sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) agar diakhiri, mengatakan bahwa delegasi Libya telah tiba di Managua pada Selasa membawa sepucuk surat dari Qaddafi.
Para anggota kalangan dalam Qaddafi telah membuat usulan-usulan bagi dilakukannya pemilu demokratik pada bulan-bulan terakhir ini, namun diabaikan oleh pasukan internasional termasuk Amerika Serikat.
Pada Juni lalu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, gagasan itu "agak terlambat" dan bahwa hari-hari Qaddafi bisa dihitung, setelah putra orang kuat Libya itu mengusulkan pemungutan suara yang diawasi oleh internasional. NATO pada saat itu menyebut usulan Saif al-Islam itu sebagai "taktik PR yang sinis."