REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hermawan Sulistyo menilai merosotnya kepercayaan publik terhadap kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lebih disebabkan oleh banyaknya persoalan internal dan dugaan intervensi politik.
Menurut Hermawan, hasil survey LSI terhadap KPK soal merosotnya kepercayaan publik ini tak dapat dianggap enteng. Ini menunjukkan lembaga anti korupsi superbodi ini sudah dianggap tak mampu lagi berprestasi pascakepemimpinan Antasari Azhar.
"Sepeninggal Antasari Azhar, tidak banyak yang dapat diperbuat KPK. Sehingga publik lebih menilai turunnya kepercayaan terhadap KPK ini dipicu oleh mandegnya prestasi KPK tersebut," ujarnya di Jakarta, Ahad (7/8).
Ia juga melihat, kedatangan Busyro Muqoddas --yang kapabel-- sepertinya belum banyak membantu publik untuk menaruh kepercayaan kepada lembaga ini. Busyro sendiri mengalami banyak kendala ketika datang ke KPK.
Banyak permasalahan yang tersisa pasca kasus pimpinan KPK, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah. Celakanya permasalahan internal ini malah menyibukkan KPK sendiri. Sehingga kasus-kasus korupsi yang memiliki nilai dan bobot besar tak mampu diselesaikan oleh KPK. Belakangan persoalan intervensi politik terus membuat KPK kian sibuk di internalnya.
"Hal ini membuat lembaga ini lupa untuk menyelesaikan kasus dengan cepat dan menangkap big fish (red: ikan kakap) nya. Wajar kalau kemudian publik kehilangan kepercayaan," tegas Hermawan.