Jumat 12 Aug 2011 19:55 WIB

Wakapolri: Bawahan Harus Berani Lawan Atasan

Komen Pol Nanan Soekarna
Komen Pol Nanan Soekarna

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Komisaris Jenderal Nanan Sukarna, menyatakan bawahan harus berani melawan atasan, jika menerima perintah yang melanggar undang-undang dan peraturan yang berlaku. "Namun penolakan perintah tetap harus dilakukan dengan memperhatikan etika, agar pimpinan tercegah dari suatu pelanggaran hukum seperti tindak pidana korupsi," kata Wakapolri usai menutup Lokakarya Manajemen Terpadu Penanganan Korupsi di gedung Jakarta Centre For Law Enforcement Cooperation (JCLEC), Kompleks Akademi Kepolisian Semarang, di Semarang, Jumat.

Wakapolri menjelaskan, penolakan bawahan jika menerima perintah atasan yang tidak sesuai aturan tersebut, tertuang dalam Pasal 7 ayat 3 Kode Etik Kepolisian. "Bawahan yang melakukan hal itu dilindungi oleh institusi dan hal tersebut sudah mulai diterapkan di kepolisian," ujarnya.

Kendati demikian, kata Wakapolri, sebelum menolak perintah atasan yang melanggar hukum dan ketentuan, tiap bawahan harus mempelajari peraturan dan ketentuan yang berlaku termasuk undang-undang sehingga mempunyai pedoman yang benar.

Menurut Wakapolri, jika ada bawahan yang ditetapkan sebagai tersangka akibat melakukan perintah yang menyimpang, maka yang bersangkutan tidak bisa beralasan bahwa dirinya hanya melaksanakan perintah atasan karena hal itu bersifat personal. "Daripada risiko, lebih baik menolak perintah atasan yang menyimpang," katanya.

Direktur JCLEC, Inspektur Jenderal Boy Salamuddin, berpendapat bahwa pencegahan dan penanganan korupsi di Indonesia harus didasari pada penegakan hukum yang baik, dengan melibatkan sejumlah pihak terkait. "Penegakan hukum menjadi hal terpenting dalam penanganan korupsi selain kebulatan tekad seluruh elemen penegak hukum dan masyarakat karena ndonesia saat ini sudah memiliki sarana dalam melawan korupsi," ujarnya.

Koordinator Divisi Hukum Indonesia Corruption Watch (ICW), Febridiansyah, yang menjadi peserta Lokakarya Manajemen Terpadu Penanganan Korupsi, menyambut baik komitmen penegak hukum dalam pemberantasan korupsi.

Menurut dia, pemberantasan korupsi bisa dilakukan secara optimal jika koordinasi antarpenegak hukum dan lembaga terkait diperkuat."Mekanisme pelaksanaan kode etik Polri perlu dipertegas dengan memberikan perlindungan kepada bawahan dan hal ini menjadikan Divisi Profesi dan Pengamanan Polri harus bekerja lebih keras," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement