REPUBLIKA.CO.ID,MANADO--Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, merekam 10 gempa vulkanik yang berpotensi terjadinya letusan. "Gempa vulkanik yang terekam sejak pukul 00.00 WITA -19.30 WITA sebanyak 10 kali terbagi gempa vulkanik dangkal sebanyak 8 kali dan gempa vulkanik dalam sebanyak 2 kali. Gempa kali ini tergolong tinggi dibanding hari-hari sebelumnya yang hanya berjumlah 1 atau 2 kali," ujar Warno, staf Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, di Manado, Senin.
Dia juga mengatakan, aktivitas Gunung Lokon masih di atas normal. Hal ini tergambar masih terjadinya letusan dari kawah Tompaluan (kawah yang terbentuk di antara Gunung Lokon dan Gunung Empung). "Letusan hari ini tercatat pukul 07.09 WITA. Letusan ini kami kategorikan kecil dengan ketinggian 200 meter," jelasnya.
Dikatakannya lagi, saat terjadi hembusan asap juga sering diiringi dengan keluarnya debu vulkanik yang mengarah ke arah utara. "Memang kami hanya kategorikan hembusan. Bukan letusan. Tremor atau gempa terus-menerus juga masih terekam dengan amplitudo 1-5 milimeter," kata Warno.
Dari pengamatan visual, dari kawah Tompaluan keluar asap putih tipis hingga tebal setinggi 100-150 meter. Hal ini menurutnya mengindikasikan adanya pembakaran belerang di dalam kawah. "Kami tetap berharap warga waspada. Apalagi saat ini statusnya masih siaga level III belum diturunkan ke waspada level II," harapnya.
Gunung Lokon meletus 14 dan 17 Juli 2011 dan mengungsikan ribuan warga Kelurahan Kinilow I, Kinilow dan Kakaskasen I, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon. Tanggal 10 JUli 2011, statusnya dinaikkan dari siaga level III ke awas level IV. Pasca letusan, statusnya diturunkan dari awas level IV ke siaga level III pada 24 Juli 2011. Gelombang pengungsi akhirnya mulai dipulangkan dari beberapa titik pengungsian. Rabu (17/8), Gunung Lokon kembali meletus dan memuntahkan material debu vulkanis.