REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pelatih Persipura Jackson F Tiago menilai keputusan PSSI mengganti sistem kompetisi sangat riskan. Menurutnya, masih banyak yang perlu ditingkatkan ketimbang berjudi dengan membongkar sisitem kompetisi. Hal yang paling mendesak adalah fasilitas lapangan pertandingan dan wasit.
"Untuk kompetisi Indonesia menjadi lebih berkualitas lebih diperlukan peningkatan kualitas lapangan,kemampuan wasit,fair play antara pemain-ofisial-wasit dan jadwal yang tepat dan tidak berubah-ubah," ujarnya lewat pesan singkat kepada Republika.
Dia pun tidak habis pikir dengan keputusan untuk menetapkan 32 tim di liga Indonesia musim depan. Dengan makin banyak tim akan makin sulit bagi PSSI untuk menyamaratakan kualitas lapangan di tiap kota. Dengan kata lain, Jackson dan Persipura harus bersiap makin sering bermain di atas rumput yang jauh dari standar internasional.
"Kalau 32 klub sudah jelas,kami akan mengalami kesulitan dari segi infrastrutur karena lapangan yang berkualitas Internasional dan rumput yamg rata di Indonesia masih sangat minim.kualitas permainan kemungkinan besar akan menurun,".
Kompetisi yang menggunakan format semi kompetisi juga berpotensi memunculkan juara yang terbantu atmosfer partai playoff. Bisa jadi tim yang sudah konsisten berlaga di putaran liga justru kalah di sebuah partai babak play off. "Karena itu nantinya faktor pemilihan tuan rumah dan lokasi babak delapan atau empat besar harus benar-benar diperhatikan,"
Dia pun mengaku keputusan PSSI ini cukup sulit diterima akal sehat. Dengan pergantian format, tim yang sudah degradasi seperti Bontang FC, kembali bisa berkompetisi di liga teratas. Sama halnya klub Pro Duta yang seperti dapat jackpot dengan lolos cuma-cuma ke divisi teratas, tanpa mengikuti mekanisme kompetisi. "Aneh memang. Tapi itu adalah dinamika perubahan," pungkasnya