Kamis 08 Sep 2011 00:01 WIB

Pakar: Sakit Jiwa tak Ada Hubungannya dengan Mistis dan Hal Ghaib

Otak besar (ilustrasi)
Foto: science-naturalphenomena.blogspot.com
Otak besar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN-- Ahli kejiwaan dr Elmeida Effendy SpKj mengatakan masih banyak anggapan bahwa penyakit kejiwaan merupakan penyakit aneh dan berkaitan dengan hal-hal ghaib. "Selama ini banyak mitos tentang penyakit jiwa.Gangguan jiwa dianggap berkaitan dengan hal-hal ghaib, ajaib dan aneh, padahal itu sama sekali tidak benar," katanya di Medan, Rabu.

Berbicara pada simposium yang digelar dalam rangka peluncuran buku "In Memoriam dr Irma Gading Hakim Harahap SpKJ", ia mengatakan, adanya mitos yang salah tersebut karena gangguan jiwa berbeda dengan gangguan medis lainnya.

Orang yang mengalami gangguan jiwa sering dianggap karena kemasukan roh atau menuntut ilmu khusus sehingga pengobatan cenderung mencari pengobatan supranatural dibandingkan medis. Pada gangguan medis, jelas terlihat organ tubuh yang sakit, sedangkan pada gangguan jiwa tidak tampak organ tubuh yang sakit.

Bukan hanya itu, ketika dilakukan pemeriksaan laboratorium dan scanning juga tidak kelihatan organ tubuh mana yang sakit. "Sehingga orang menganggap ini penyakit mistik.Padahal gangguan jiwa sama dengan gangguan medis pada umumnya yang juga memerlukan pengobatan dan tidak perlu malu untuk mengobati gangguan jiwa," kata Elmeida.

Selanjutnya ia menjelaskan, di negara-negara berkembang dengan pendidikan masyarakat yang relatif lebih rendah, masih ada stigma terhadap gangguan jiwa sehingga orang tidak mau berkonsultasi dengan psikiater. Kenyataan ini berbeda dengan di negara maju yang kebutuhan akan psikiater sudah merupakan hal yang biasa.

"Di sela-sela makan siang, para professional terkadang akan berkonsultasi dulu dengan psikiaternya. Demikian juga sudah merupakan hal lazim ditemui, remaja yang tengah mengikuti perkuliahan juga memiliki jadwal khusus bertemu dengan psikiaternya untuk berbagi masalah dan menjadikan psikiaternya teman baik," katanya.

Menurut dia, berkonsultasi ke psikiater banyak memiliki manfaat, mulai dari masalah yang paling sederhana sampai masalah berat. Misalnya dari masalah gejala mental emosional seperti cemas, khawatir, tidak bersemangat hingga merasa hidup tidak berarti.

Untuk itu, mengingat pentingnya permasalahan kejiwaan tersebut, ia memandang sudah saatnya mengubah stigma masyarakat terhadap pengobatan gangguan kejiwaan, dan untuk itu diperlukan komunitas peduli kesehatan jiwa.

"Komunitas bisa dari para pekerja kesehatan jiwa seperti dokter, perawat, paramedis dan tenaga administrasi. Kemudian, orang yang dengan sadar memanfaatkan fasilitas kesehatan jiwa dengan membawa keluarganya berkonsultasi dengan psikiater," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement