Ahad 11 Sep 2011 18:45 WIB

Sani tak Takut Diperiksa KPK

Rep: c10/ Red: cr01
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS DKI Jakarta, Triwisaksana (kiri) berdialog dengan warga dalam acara bakti sosial dan bazar akbar di Kalibata, Jakarta.
Foto: Antara/Nur Yahya
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS DKI Jakarta, Triwisaksana (kiri) berdialog dengan warga dalam acara bakti sosial dan bazar akbar di Kalibata, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana, mempersilakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika ingin memeriksa dirinya. Hal ini terkait besarnya dana sosialisasi yang dilakukannya.

Dirinya menilai tuduhan LSM yang melaporkannya ke KPK tidak tepat sasaran. Untuk itu, ia tak khawatir jika memang akan diadakan pemeriksaan oleh KPK. Sani, sapaan akrabnya, menampik bila ia mengeluarkan dana tersebut dari dana pribadi.

Pasalnya, program sosialisasi baik itu lewat iklan televasi, spanduk, ataupun banner bukan menggunakan dana pribadi melainkan dari dana partai. "Dana sosialisasi berasal dari dana partai, bukan dana pribadi," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (11/9).

Jadi, tambahnya, tidak ada alasan mengaitkan besaran dana tersebut dengan penghasilannya sebagai dewan. "Lagi pula besarnya tidak seperti yang dituduhkan," katanya.

Namun ia tidak mau mengungkapkan berapa sebenarnya besar dana yang telah dikeluarkan. Menurutnya, hal itu tidak etis karena berkaitan dengan usaha media yang bersangkutan, kecuali jika media itu sendiri yang memberitahukannya.

Ia heran mengapa hanya ia dan partainya yang dilaporkan ke KPK. "Saya heran kenapa hanya saya dan PKS yang dilaporkan. Padahal yang memasang spanduk, banyak," ucapnya dengan nada bertanya.

Sebelumnya, pada Jumat (9/9) lalu, persatuan mahasiswa yang menamai dirinya Komite Aksi Mahasiswa Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) melaporkan Sani ke KPK.

Kamerad mencermati upaya gencar yang dilakukan oleh Sani. Selama Ramadhan sampai Idul Fitri kemarin Sani muncul dalam iklannya di berbagai media televisi. Kamerad menuding dana sosialisasi yang dikeluarkan Sani untuk iklan televisi mencapai Rp 9 miliar. Sedangkan untuk pembuatan spanduk dan banner yang dipajang di tempat umum menghabiskan biaya sekitar Rp 600 juta. Padahal gaji Wakil Ketua DPRD berjumlah Rp 39 juta per bulan.

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta akan berlangsung pada tahun 2012, berbagai calon dari berbagai latar belakang mulai muncul ke permukaan. Diantaranya incumbent Gubernur DKI Jakarta sekarang Fauzi Bowo, Wakil Ketua DPRD DKI Triwisakna, Ketua DPW NU DKI, Djan Faridz yang juga anggota DPD RI, serta Tantowi Yahya yang merupakan anggota DRR RI turut meramaikan bursa. Mereka merupakan pejabat negara yang masuk ke dalam kancah Pilgub DKI 2012 nanti.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement