Senin 12 Sep 2011 12:03 WIB

Mendagri: Jangan Munculkan Isu SARA

Rep: c13/ Red: Stevy Maradona
Personil Brimob Polda Maluku siaga mengamankan ruas jalan Dokter Sutomo yang terletak di pusat Kota Ambon, Senin (12/9). Ruas jalan tersebut mulai dinormalisasi menyusul kericuhan antar warga, Ahad  (11/9).
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Personil Brimob Polda Maluku siaga mengamankan ruas jalan Dokter Sutomo yang terletak di pusat Kota Ambon, Senin (12/9). Ruas jalan tersebut mulai dinormalisasi menyusul kericuhan antar warga, Ahad (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi meminta pihak-pihak tertentu untuk tidak lagi mengaitkan kasus kerusuhan di Ambon dengan konflik suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Gamawan meminta masyarakat tidak terpancing provokasi pihak tertentu yang berupaya mengulang tragedi berdarah pada 1999. “Suasana makin baik. Masyarakat jangan mudah percaya isu yang berkembang, yang belum tentu benar,” ujar Gamawan di kantor Kemendagri, Senin (12/9).

Sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri, Komjen Sutarman menyatakan kerusuhan di Ambon diduga akibat penyerangan sekelompok massa yang belum diketahui identitasnya terhadap massa yang sedang berkabung atas kematian warga, Darvin Saiman. Darvin mengalami kecelakaan saat mengemudikan sepeda motor dari stasiun menuju Pos Benteng.

Sutarman menyatakan saat melewati daerah pembuangan sampah dia menabrak pohon karena kehilangan kendali. Kemudian dia menabrak rumah warga, Okto. Setelah itu Darvin dibawa ke rumah sakit, namun tidak dapat diselamatkan sehingga meninggal dunia. Keluarga kemudian menjemput dan memakamkannya.

Setelah upacara pemakaman,  massa berdatangan dan menyerang pelayat makam Darvin yang baru saja menatap wajah Darvin untuk yang terakhir kalinya. “Massa kemudian saling menyerang hingga akhirnya sebuah masjid terbakar,” jelasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement