REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang pria bernama Arifin Wardiyanto, warga Yogyakarta, Kamis (15/9), membuat riuh di Kantor KPK. Ia nekat menyayat dahinya sendiri untuk melaporkan dugaan perampasan tanah negara di Yogyakarta.
Awalnya, Arifin hanya hanya duduk-duduk di tangga dekat pintu masuk khusus. Namun semua berubah saat pria berubuh agak gemuk tiba-tiba merantaikan kakinya ke pagar pembatas di depan pintuk masuk utama kantor KPK ini.
Tak sampai di situ, aksi nekat Arifin dilanjutkan dengan mengguratkan dahinya dengan sebuah pisau cutter. Aksi nekat yang terjadi skitar pukul 15.00 WIB terpaksa aparat kepolisian untuk menghentikannya.
Seorang petugas keamanan KPK mencoba memasang perban ke dahi Arifin. Petugas kemudian menggeledah tas dan pakaian Arifin dan menemukan kunci gembok. Tapi Arifin tak peduli. Dia tetap mengeluarkan aspirasinya. "Rakyat harus mendukung KPK dan KPK harus bisa mejalankan amanat rakyat!" teriaknya.
Menurut Arifin, aksi tersebut sebagai simbol bahwa KPK saat ini sedang terpasung. Ia pun mendesak agar bisa menemui pimpinan KPK. Arifin juga meminta lembaga Ad Hoc ini bisa menuntaskan berbagai kasus korupsi seperti kasus Nazaruddin, Century dan Gayus Tambunan.
Ditanya soal maksud aksinya tersebut, Arifin mengatakan bahwa ia datang untuk melaporkan ke KPK kasus dugaan pengambilan tanah negara untuk Hotel Tentrem Yogyakarta.
Hotel Tentrem, yang saat ini dalam proses pembangunan, telah menempati tanah hak pakai bekas Hotel Mustokoweni dan hak pakai seorang dokter dengan luas tanah kira-kira 5.550 meter persegi. Tanah itu terletak di tepi Jalan AM Sangaji dan sebagian lagi di Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Yogyakarta.