REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-- Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir (SCAF) tidak akan ikut dalam pemilu mendatang, kata Kepala Staf Gabungan Militer Jenderal Sami Anan pada Ahad.
Kantor berita MENA melaporkan Anan mengungkapkan hal itu saat bertemu dengan pemimpin beberapa partai untuk mendiskusikan undang-undang dan tindakan mengenai pemilu.
Ia menyatakan bahwa SCAF ingin mendorong konsensus antara berbagai partai politik, pakar konsititusi dan anggota parlemen dalam pemilu untuk "menentukan masa depan Mesir pada periode sensitif ini".
Pada pertemuan tersebut ia menekankan bahwa kepentingan Mesir harus berada di atas kepentingan partai atau orang tertentu. Pertemuan itu juga membicarakan pengaturan pemilu dan pembagian konstituen.
Beberapa wakil partai meminta adanya sistem perwakilan partai-partai yang proporsional sehingga memberikan konstituen kemandirian penuh dan mencegah partisipasi anggota Partai Demokrasi Nasional, yang telah dibubarkan.
Pakar konstitusi menyarankan penerapan sistem pemberian suara anggota campuran untuk menjamin keadilan dan kesempatan yang sama bagi para kandidat yang berasal dari berbagai latar belakang.
Anan menyatakan bahwa SCAF akan membuat peta jalan yang jelas untuk membentuk parlemen, konstitusi dan presiden baru dan SCAF pun tidak akan terlibat dalam pemilu. Ia juga menekankan bahwa penerapan undang-undang darurat diperlukan karena alasan keamanan negara.