REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK: Presiden Palestina Mahmud Abbas, mendesak Israel untuk mengakui negara Palestina dan tidak "kehilangan kesempatan untuk perdamaian,". Hal itu dikatakannya Senin (19/9) menjelang permintaan resmi bagi keanggotaan Palestina di PBB minggu ini.
"Kepada masyarakat Israel saya minta untuk mengakui negara Palestina, untuk membuktikan bahwa akan ada solusi bagi dua-negara, dan tidak kehilangan kesempatan untuk perdamaian," tuturnya.
Abbas menyamapiakn itu kepada wartawan saat tiba di New York, di mana pada akhir pekan ini ia dijadwalkan melakukan permintaan resmi kepada PBB untuk mengakui Palestina sebagai negara dan sebagai anggota penuh dari organisasi internasional tersebut.
Langkah tersebut mendapat perlawan keras dari Israel. Dengan keras Israel menuding langkah Palestina tersebut sebagai upaya untuk menghindari. Tidak hanya Israel, Amerika Serikat juga mengamcam akan memveto langkah Palestina tersebut.
Pihak Pelaestina mengungkapkan bahwa dengan tertahannya perudingan dalam sengketa pembangunan pemukiman Israel, tawaran PBB merupakan kesempatan terbaik untuk menjaga impian untuk hidup sebagai sebuah negara.
Abbas mengatakan tawaran keanggotaan PBB tidak mengesampingkan kemungkinan perundingan baru. Namun ditegaskan dia, Palestina tidak akan melanjutkan pembicaraan tanpa membekukan kegiatan permukiman dan kecuali kerangka yang jelas untuk diskusi ditentukan sebelumnya.