REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Prediksi mengenai reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II diminta tidak terus berlanjut.
Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali, menyerahkan sepenuhnya hal tersebut kepada presiden. PPP sendiri tidak mau berandai-andai soal komposisi yang mungkin terjadi dalam waktu dekat ini. "Jangan berandai-andai dulu. Yang diganti saja belum jelas," katanya saat ditemui di Hotel Sahid Sudirman, Jakarta, Ahad (25/9).
PPP sendiri belum mau mengungkapkan secara rinci jatah kursi dari parpolnya bertambah, berkurang, atau bergeser. "Ya, belum sampai ke situ pembicaraanya," katanya.
Tetapi jika PPP diminta untuk mempersiapkan nama-nama yang mungkin diajukan menduduki kursi di kementerian, maka PPP akan menindaklanjutinya. Ia sendiri mengaku enggan menerjemahkan sinyal yang diberikan presiden menyangkut reshuffle itu.
Dikhawatirkan, justru pembacaan sinyal itu bisa salah. Jadi, Menteri Agama ini lebih memilih untuk menunggu tanggal main saat perombakan itu terjadi, yakni sebelum 20 Oktober mendatang.
Kalaupun ada perkiraan Menteri Perumahan Rakyat, Suharsono Monoarfa, akan diganti, ia kembali menyerahkan hal tersebut kepada presiden. "Akhirnya, kita berpulang pada presiden lagi, yang tahu kebutuhannya siapa yang akan di reshuffle. Kalau sekarang beredar nama-nama yang akan diganti, itu menurut saya masih rumor. Nanti riilnya presiden yang mengumumkan," ujar Suryadharma.
Ia sendiri mengaku belum tahu apakah presiden sudah mengajak ketua umum parpol lain untuk membahas reshuffle. "Yang saya tahu, (menteri) yang ada di Jambi saja. Wallahua'lam di tempat yang lain," tandasnya.