Selasa 27 Sep 2011 06:29 WIB

Cina: Negara Palestina Harus Lahir dari Pembicaraan Damai dengan Israel

Delegasi Palestina dipimpin oleh Mahmoud Abbas dalam sebuah forum PBB
Foto: Onislam.net
Delegasi Palestina dipimpin oleh Mahmoud Abbas dalam sebuah forum PBB

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Menteri Luar Negeri Cina, Yang Jiechi, mengatakan Beijing mendukung negara Palestina merdeka dan berdaulat penuh dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. Namun, putusan itu harus lahir setelah melalui perundingan damai dengan israel. Negara yang disebut-sebut sebagai kekuatan ekonomi dunia baru ini mendesak Israel, Suriah, dan Lebanon untuk mengadakan pembicaraan damai.

"Kami mendukung upaya untuk mencapai solusi dua-negara melalui negosiasi politik sehingga untuk membangun, berdasarkan perbatasan tahun 1967, sebuah negara Palestina merdeka yang menikmati kedaulatan penuh dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," kata Yang dalam sebuah pernyataan.

Dia meminta Suriah dan Israel, juga Libanon dan Israel untuk mengadakan pembicaraan untuk menyelesaikan sengketa mereka.

Komentar oleh pejabat Cina muncul setelah Otoritas Palestina resmi mengajukan proposal pada PBB untuk kenegaraan Palestina di Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB.

Para pejabat Amerika Serikat telah bersikukuh menentang terhadap langkah pertama Palestina, dan mengatakan bahwa proposal itu merupakan langkah sepihak yang bertentangan dengan upaya perundingan perdamaian yang macet dengan Israel.

Setelah pengajuan proposal Palestina, Kuartet Timur Tengah merilis sebuah pernyataan yang menyerukan kedua pihak untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian dalam jangka waktu yang ditetapkan, sebagai cara untuk menghindari pengakuan sepihak negara Palestina.

sumber : Haaretz
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement