Ahad 02 Oct 2011 20:34 WIB

AS Bekukan Dana Bantuan Palestina

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: Chairul Akhmad
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengacungkan surat permohonan pengakuan negara Palestina ketika berpidato pada Sidang Majelis Umum PBB ke-66 di New York, Amerika Serikat, Jumat (23/9) lalu.
Foto: AP
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengacungkan surat permohonan pengakuan negara Palestina ketika berpidato pada Sidang Majelis Umum PBB ke-66 di New York, Amerika Serikat, Jumat (23/9) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Parlemen Amerika Serikat memutuskan untuk memblokir dana bantuan senilai 200 juta dollar AS bagi Palestina sebagai respon atas upaya negara tersebut melamar sebagai anggota PBB.

"Anggota Komite Senat Urusan Luar Negeri membekukan dana bantuan tersebut hingga masalah kedaulatan Palestina dikeluarkan," kata seorang pejabat AS sebagaimana dilansir Al-Arabiya, Sabtu (1/10) kemarin.

Paket bantuan ekonomi tersebut terpisah dari bantuan keamanan yang dipandang parlemen AS akan menjadi kontraproduktif. Parlemen AS takut pemotongan dana tersebut akan melemahkan kemampuan pasukan keamanan Palestina menumpas kelompok kekerasan anti-Israel.

Koalisi Israel dukungan Partai Demokrat dan anggota parlemen dari Partai Republik yang konservatif di Parlemen AS murka terhadap tawaran Palestina untuk menjadi anggota PBB. Baik Israel maupun AS bersikeras bahwa hanya negosiasi secara langsung yang dapat menghasilkan kesepakatan yang mengarah pada kedaulatan Palestina.

Anggota parlemen dari Demokrat, yang membidangi pengawasan terhadap bantuan asing, Nita Lowey, memperingatkan bahwa dana bantuan ekonomi dan keamanan untuk otoritas Palestina senilai 500 juta dollar AS setiap tahunnya memiliki resiko.

Dana bantuan ini dimaksudkan untuk bantuan pangan, perawatan kesehatan dan pembangunan negara, harusnya sudah ditransfer kepada otoritas Palestina selama tahun fiskal AS yang berakhir pekan lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement