REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga, menyatakan pendekatan kepemimpinan Presiden SBY bakal berubah. Kebijakan intervensi menteri disebutnya akan sering terjadi jika instruksi presiden tidak dijalankan.
Ia juga mengurai tiga tugas pokok para menteri yang akan terus dikawal langsung presiden, yaitu pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat azas demokrasi. “Ini diperlukan untuk menanggapi keperluan jalannya pemerintahan tiga tahun ke depan,” katanya.
Daniel mengisyaratkan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II hasil reshuffle banyak diisi kalangan profesional. Dikatakannya, calon menteri terpilih wajib memenuhi kriteria kecakapan, reputasi, kaliber di bidangnya, dan integritas di posisi yang didudukinya nanti.
“Semua yang memiliki kecakapan dan mampu diajak lari maraton dengan kecapatan tinggi dipertimbangkan,” kata Daniel usai diskusi di kantor DPP PKB, Senin (3/10).
Menurut Daniel, patokan tanggal reshuffle tidak berubah, yakni sebelum 20 Oktober 2011 atau tepat saat pemerintahan berumur dua tahun. Melihat kinerja jajarannya, kata dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa perlu ada pembaruan tim dan awak baru.