REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI-- Pemerintah sebaiknya menghentikan impor alat utama sistem senjata (Alutsista) pertanahanan negara karena tidak menguntungkan. Impor alutsista justru merugikan perekonomian dalam negeri. Demikian pendapat Rektor Universitas Jendral Achmad Yani (Unjani), Mayjen (purn) TNI, Heriyono.
"Bayangkan saja setiap tahun anggaran kita dikeluarkan untuk belanja senjata ke negara lain sebesar Rp150 triliun. Ini artinya kita hanya memperkaya negara lain. Sedangkan anggaran perbelanjaan senjata untuk dalam negeri hanya Rp1 triliun. Padahal kita sudah punya seluruh infrastruktur yang dibutuhkan," katanya kepada wartawan dalam memaknai peringatan HUT TNI ke-66, Kamis.
Menurutnya, di dalam negeri sendiri sudah banyak terdapat sejumlah BUMN yang ahli dalam pembuatan senjata dan pesawat terbang. Bahkan kualitas produk hasil dalam negeri tidak kalah dengan apa yang dibeli dari luar. Lebih dari itu semua, dengan menggunakan produk dalam negeri bisa mengangkat martabat anak bangsa.
"Kita sudah punya infrastukturnya, untuk senjata ada Pindad, pesawat terbang ada IPTN, angkatan laut kita punya PT PAL. Kenapa itu tidak diberdayakan?," katanya. Buruknya persenjataan dalam negeri harus sama-sama dikoreksi agar bisa lebih baik, katanya.
"Waktu kita diembargo, kita tidak bisa beli keluar negeri. Padahal kita bisa bikin sendiri. Sekarang, mari kita berkomitmen bersama-sama, BUMN-BUMN yang ada kita optimalkan dan doktor-doktor, termasuk doktor dari Unjani di Malaysia yang baru sekolah di Jerman kita berdayakan," kata dia lagi.