Sabtu 15 Oct 2011 18:32 WIB

Menhut akan Sulap Perbatasan Sebagai Halaman Muka Indonesia

Rep: yulianingsih/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,

YOGYAKARTA -- Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, wilayah perbatasan Indonesia terutama yang diwilayah hutan Indonesia akan dijadikan halaman muka dari pembangunan wilayah hutan. Hal itu dilakukan agar masyarakat wilayah perbatasan Indonesia lebih makmur.

"Perbatasan memang harus kita jadikan halaman muka bukan halaman belakang artinya pengembangan ekonomi, perkantoran dan sebagainya diprioritaskan di wilayah tersebut," terangnya saat mengomentari pertanyaan wartawan terkait kondisi perbatasan Indonesia ketika menghadiri temu alumni  Fakultas Kehutanan UGM di Wanagama, Gunungkidul, Yogyakarta, Sabtu (15/10).

Dalam kesempatan itu Menhut mengatakan bahwa wilayah perbatasan di Indonesia sudah lama dibuka untuk pemukiman dan pembangunan. Dia mencontohkan untuk wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kalimantan yang dahulunya berupa hutan sekarang sudah pemukiman. Zulkifli juga mengatakan, jika tapal batas kedua negara di Kalimantan tersebut masih tetap aman.

"Tidak, tapal batas perbatasan aman-aman saja. Memang harus kita akui untuk Kalimantan perbatasan Indonesia dan Malaysia, disana pembangunan  mereka lebih maju," terangnya.

Tetapi kata dia diwilayah lain perbatasan Indonesia pembangunannya lebih maju dibandingkan negara disebelahnya. Zulkifli mencontohkan di Papua  yang berbatasan dengan Papua Nugini, pembangunan Indonesia jauh lebih maju.

"Papua pembangunan kita lebih maju dari  Papua Nugini, ada perkebunan karena orientasi pembangunan lebih dulu di sana. Di  Atambua,  perbatasan kita juga lebih maju. Memang diKalimantan kita ketinggalan tetapi sekarang sudah lebih baik," tegasnya.

Diakuinya, dengan menjadikan wilayah perbatasan Indonesia sebagai bagian muka negara ini maka pihaknya optimis wilayah perbatasan akan semakin makmur

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement