REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menyikapi serangan udara AS yang membunuh sejumlah tentaranya 30 September lalu, Alqaidah bersumpah akan membalas dendam. Hal itu memicu sebuah peringatan perjalanan di seluruh dunia bagi orang Amerika.
Kementerian Pertahanan megatakan, seorang tokoh nasional Mesir, Ibrahim al-Banna dan enam orang militan lainnya juga tewas dalam serangan di Provinsi Shabwa, Jumat (14/10) kemarin. Sebagian melaporkan bahwa serangan tersebut melibatkan AS, sementara laporan lainnya melaporkan bahwa serangan dilakukan oleh pesawat Yaman.
Selain itu, menteri pertahanan megatakan, seorang tokoh nasional Mesir, Ibrahim al-Banna dan enam orang militan lainnya juga tewas dalam serangan di Provinsi Shabwa, Jumat (14/10) kemarin. Sebagian melaporkan bahwa serangan tersebut melibatkan AS, sementara laporan lainnya melaporkan bahwa serangan dilakukan oleh pesawat Yaman.
Sebelumnya, sebuah serangan AS dilancarkan di daerah Khashef di Provinsi Jawf, sekitar 140 kilometer (90 mil) arah timur ibukota, Sanaa. Serangan tersebut membunuh Anwar al-Awlaki, seorang tokoh Islam radikal kelahiran AS yang juga pemimpin kelompok militan Alqaeda di Semenanjung Arab.
Kantor berita AFP melaporkan, anak dari Awlaki, Abderrahman Anwar al-Awlaky juga terbunuh dalam serangan tersebut. Namun informasi tersebut belum dapat dikonfirmasi secara independen. Kantor berita Reuters juga melaporkan bahwa kelompok militan telah meledakkan sebuah pipa gas yang membentang dari Provinsi Maarib sampai Belhalf di Laut Arab. Api bekas ledakan terlihat dari jarak beberapa meter.
Kelompok militan telah mengambil alih beberapa kota di selatan Yaman dengan maksud mendapatkan keuntungan dari kekacauan politik yang dialami Presiden Ali Abdullah Saleh, yang telah delapan bulan memerangi aksi protes jalan yang menentang kekuasannya