REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sepanjang 2011, skala kekerasan di Papua meningkat dan yang paling menonjol terjadi di PT Freeport. Berdasarkan catatan Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) Papua, setiap bulan terjadi tiga sampai empat tindak kekerasan di Papua.
Paling banyak pengaduan di luar Jayapura berasal dari Manokwari, Wamena, Paniai, dan daerah pegunungan maupun pesisir. Warga di sana sekalipun tidak menggelar kongres, namun ada soft war, seperti penunjukkan kekuatan dari aparat. "Misal unjuk senjata, mobil aparat, lalu lalang di jalan umum warga. Jadi warga ketakutan. Orang Papua itu cukup trauma," Wakil Ketua Komnas HAM Papua Matius Murib saat konferensi pers di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (21/10).
Matius mengungkap, mulai 2010 jumlah pengaduan dari warga sampai sekarang mencapai 42 kasus. Tidak seluruhnya penyiksaan, namun didominasi kasus kekerasan oleh aparat.
Ia menyesalkan, mengapa harus memilih jalan kekerasan yang dipilih aparat maupun rakyat sipil dalam menyelesaikan masalah. Padahal cara kekerasan tidak mungkin menyelesaikan persoalan, "Justru kekerasan melahirkan kekerasan baru dan itu tidak ada jalan keluar," katanya.