REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) RI mencoba mencari celah untuk memberikan dan meningkatkan penghargaan atau reward bagi para peniliti di tanah air.
"Kita mencoba mencari celah-celah untuk meningkat reward bagi peneliti," kata Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta usai membuka acara "International Seminar on Current Research Progress in Science and Technology" di Hotel Novotel Bandung, Selasa.
Menristek mengatakan, penghargaan atau reward bagi peneliti di Indonesia tidak harus diartikan sebagai materi semata. "Reward itu tidak meski duit terus, reward itu kan bisa diartikan sebagai berkesempatan studi ke luar negeri untuk meneliti atau lainnya," ujarnya.
Pihaknya juga meminta agar gaji peneliti yang dikabarkan lebih rendah dari gaji guru sekolah dasar tidak terlalu dipermasalahkan. Ia mengharapkan kesejahteraan peneliti akan meningkat seperti guru yang juga meningkat seiring waktu.
Sementara itu, dalam ajang "International Seminar on Current Research Progress in Science and Technology" tersebut para peneliti dari Indonesia dan Malaysia kembali berkumpul dalam rangka menggenjot kapasitas ilmuwan kedua negara, di Bandung selama tiga hari ke depan.
Ketua Panitia Seminar Abdul Haris menuturkan, pertemuan dalam "International Seminar on Current Research Progress in Science and Technology" tersebut diikuti oleh 155 peserta baik dari Indonesia dan Malaysia.
"Jadi, masing-masing ilmuwan di kedua Negara memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga perlu berkolaborasi untuk meningkatkan kemampuan dalam hal riset. Ia mengatakan pertemuan tersebut merupakan yang ketiga kalinya sejak 2007 lalu.
Ia mencontohkan Indonesia memiliki sangat banyak sumber daya manusia peneliti. Sementara bila dibandingkan negeri jiran, Malaysia memiliki keunggulan dalam hal anggaran dan infrastruktur pendukung riset.
Ia berharap, kolaborasi kedua faktor tersebut diharapkan dapat mendongkrak kemampuan riset ilmuwan Indonesia-Malayasia.