REPUBLIKA.CO.ID, SERANG – Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Banten meminta perlindungan dan pengamanan ekstra ke Kepala Kepolisian Daerah Banten, Brigjen Pol Eko Hadi Sutedjo. Ketua dan anggota Panwaslu Banten merasa terancam setelah mengungkapkan berbagai kecurangan di Pemilihan Gubernur Banten.
Ketua Panwaslu Banten, Haer Bustomi, mengaku kerap ditelpon oleh pejabat Pemerintah Provinsi Banten dan orang yang tidak dikenal setelah menyatakan ketidaknetralan Sekretaris Daerah Provinsi Banten, Muhadi, di Pilgub Banten. “Saya sering ditelpon, pagi, siang, sore. Tapi tidak saya angkat,” kata Haer, Rabu (26/10). Haer mengaku tetap tegar meskipun banyak menerima pesan singkat yang mempertanyakan pernyataannya tersebut. Menurutnya, ini bagian dari dinamika dan konsekuensi dari amanah yang dia emban.
Meski begitu, Haer tetap memikirkan keselamatan dirinya dan anggota Panwaslu yang lain. Karena itu, kata Haer, pihaknya meminta pengamanan ekstra ke Kapolda Banten. Sehingga seluruh anggota Panwaslu di tingkat provinsi hingga tingkat kecamatan bisa bekerja dengan tenang.
Kapolda Banten, Brigjen Pol Eko Hadi Sutedjo, mengatakan, siap memberikan pengamanan ekstra kepada seluruh anggota Panwaslu Banten. “Jangan kan diminta. Tidak minta saja kita kasih,” kata Eko. Menurut Eko, pengamanan ekstra yang diberikan tergantung tingkat ancaman yang diterima. Panwaslu akan menambah jumlah personil yang berjaga di Kantor Panwaslu Banten. “Hingga pendampingan dan pengamanan melekat kepada seluruh anggota Panwaslu,” kata Eko.
Eko meminta anggota Panwaslu segera melaporkan setiap kali menerima ancaman, baik itu berbentuk SMS maupun telpon langsung. Eko juga menghimbau masyarakat untuk menjaga ketenangan dan soliditas, serta tidak mudah diadu domba. “Jangan ada ancam-mengancam. Kita tetap menjaga ciri khas Banten yang religious,” kata Eko.