Ahad 30 Oct 2011 10:30 WIB

Alasan Bung Karno Tolak Buru-buru Proklamasikan Kemerdekaan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Presiden Soekarno
Foto: Life
Presiden Soekarno

REPUBLIKA.CO.ID,KARAWANG - Jepang sudah menyerah. Sekutu memperoleh kemenangan. Lalu bagaimana Indonesia, tentunya harus segera menentukan nasibnya sendiri.

Begitulah pemikiran para pemuda saat mendengar berita kekalahan Jepang.

Mereka yang digawangi oleh Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh, berinisiatif melakukan pertemuan pada 15 Agustus 1945. Dalam pertemuan itu, mereka sepakat meminta Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sayang, inisiatif itu ditolak.

Alwi Shahab, pemerhati sejarah, kepada rombongan 'Melancong Bareng Abah Alwi, Jejak Proklamator Soekarno-Hatta', mengatakan pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta berserta golongan tua menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI. Sementara, golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang.

“Pemuda mengharapkan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh Jepang. Mereka tidak ingin kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah dari perjuangan Jepang,” kata dia.

Penolakan Bung Karno dan Bung Hatta mengejutkan para pemuda. Mereka selanjutnya menculik keduanya selepas sahur pada 16 Agustus 1945. Mereka dibawa para pemuda menuju Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement