REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM - Layanan Internet benar-benar terputus di Gaza Selasa dan sebagian Tepi Barat setelah terjadi serangan pada penyedia internet utama ke wilayah Palestina. "Ini adalah serangan yang sangat serius dan kejam," kata Dr Mashour Abu Daqqa, menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Palestina pada CNN.
Serangan, yang mempengaruhi sebagian besar jaringan komunikasi internet Palestina ini, juga menyasar beberapa alamat domain, kata Abu-Daqqa.
Menteri mengatakan peretas menggunakan server IP internasional di Jerman, Cina, dan Slovenia untuk mengirim jutaan serangan dalam bentuk virus untuk menembus dan mengganggu komunikasi internet. Hingga kini, belum diketahui siapa berada di balik aksi ini.
"Ini tidak berarti para penyerang dari sana, hanya asal-usul serangan virus menggunakan server internasional dan server lainnya di luar negeri," kata Abu-Daqqa.
Para pejabat tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa serangan itu bisa terkait dengan keputusan hari Senin oleh lembaga PBB yang mengurusi pendidikan dan ilmu pengetahuan, UNESCO, untuk menerima Palestina dengan keanggotaan penuh dalam organisasi itu. Langkah ini mendorong Amerika Serikat untuk menutup pendanaan bagi organisasi ini.
Abu Daqqa mengatakan peretasan kali ini "bukan tindakan individu atau kelompok" tapi mungkin sebuah "serangan yang disponsori negara" dimaksudkan untuk melumpuhkan komunikasi internet di wilayah Palestina.
Hingga kini masih diupayakan untuk mengembalikan layanan internet ke keseluruh negeri.