Rabu 09 Nov 2011 15:32 WIB

Ahmadinejad: Bangsa Iran Tak Perlu Bom Atom untuk Potong Tangan AS

Ahmadinejad
Ahmadinejad

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Iran pada Selasa memperingatkan setiap serangan militer terhadap negaranya oleh Barat berkaitan dengan program nuklirnya akan ada konsekuensinya. Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, jika Amerika Serikat bersikap melawan Republik Islam, tanggapan bangsa Iran akan membuat Amerika menyesali apa yang dia lakukan, kata kantor berita setempat Mehr.

Ahmadinejad juga mengatakan bahwa "bangsa Iran tidak perlu bom atom untuk memotong tangan Amerika Serikat."

Dia mengecam pemerintah AS karena membuat tuduhan terhadap Teheran atas program nuklirnya, padahal negara itu memiliki 5.000 bom atom.

Anggaran tahunan Iran telah dialokasikan untuk riset nuklir sekitar 250 juta dolar AS. "Presiden AS (Barack Obama) tahun ini mengalokasikan 81 miliar dolar AS untuk memodernisasi bom atom negara itu dari tambahan anggaran nasional," katanya.

Dia menyerukan Washington untuk meninggalkan kebijakan bermusuhan terhadap Teheran.

Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan pada Selasa, bahwa 'petualangan militer' berupa agresi terhadap Republik Islam Iran akan menemui respons cepat dan menghancurkan, kata TV satelit lokal, Press.

Vahidi mengatakan pada upacara yang dihadiri oleh pasukan kepolisian di Teheran bahwa Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) dan tentara memantau setiap aktivitas pasukan trans-regional di Teluk Persia dan Laut Oman.

"Petualangan dan setiap tindakan bermusuhan terhadap integritas teritorial Iran akan bertemu dengan respons yang menentukan, cepat, dan menghancurkan dari angkatan bersenjata negara ini," katanya.

Vahidi menunjuk upaya AS untuk "menjelek-jelekkan" Iran dan meyakinkan negara-negara tetangga bahwa Iran adalah ancaman bagi keamanan mereka. Vahidi juga mengatakan bahwa Washington bertujuan untuk mengambil kontrol dari gerakan Kebangkitan Islam, menjual senjata dan mengalihkan perhatian dari rencana-rencana yang menyenangkannya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement