Ahad 13 Nov 2011 15:08 WIB

Gelombang Panas Bakal Terjang Eropa Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Eropa selatan akan dilanda gelombang panas yang dahsyat, kemarau akan menjadi hal yang biasa di Afrika Utara, dan negara-negara pulau kecil menghadapi gelombang tinggi akibat air laut yang naik, kata satu laporan para pakar iklim PBB.

Penilaian itu adalah bukti yang paling luas yang akan dibahas oleh Tim antar-pemerintah beranggotakan 194 negara mengenai Perubahan Iklim (IPCC) pada dampak perubahan mengenai cuaca ekstrim. "Ringkasan rancangan bagi para pembuat keputusan" setebal 20 halaman" yang diperoleh AFP itu mengatakan pemanasan global akan menimbulkan perubahan cuaca.

Rancangan itu juga menyatakan bahwa topan-topan, gelombang panas,hujan deras, kekeringan -- akan melanda dunia yang tidak merata. Rancangan yang akan dimodifikasi itu akan dibahas oleh pemerintah-pemerintah dalam pertemuan enam hari IPCC yang akan dimulai Senin di ibu kota Uganda, Kampala.

Dalam skenario terburuk, permukiman di sejumlah daerah akan bisa musnah, kata laporan itu. Jika bencana terjadi lebih sering dan/atau dengan tingkat yang lebih besar, sejumlah daerah lokal akan menjadi semakin terpinggirkan sebagai tempat tinggal atau untuk mempertahankan mata pencarian," katanya.

"Jika kasus-kasus itu menjadi permanen dan dapat menimbulkan tekanan-tekanan baru di daerah-daerah relokasi.Bagi lokasi-lokasi seperti atol, dalam beberapa kasus kemungkinya banyak penduduk harus pindah."

Para penyusun laporan 800 halaman menyatakan keyakinan kuat dalam bebepapa penemuan tetapi menekankan bahwa juga ada tidak kepastian dalam berbagai hal, terutama kurangnya data.

Rata-rata temperatur global meningkat hampir 1,0 drajat Celcius sejak masa pra-industri, dengan prakiraan pemanasan pada masa depan meningkat berkisar antara 1,0 drajat Celsiun sampai 5.0 drajat Celsius pada tahun 2100.Tetapi angka di seluuh dunia sangat berbeda di antar kawasan.

Di antara penemuan itu adalah" Eropa Barat berisiko dari gelombang panas yang sering terjadi, terutama di kawasan Mediterania.

Temperatur yang tinggi pada tahun 2003 bertanggung jawab bagi kemwtian 70.000 orang di seluruh Eropa mengkin menjadi lebih dekat pada puncak panas rata-rata awal abad pertengahan, kata laporan-laporan itu.

Di Amerika Serikat bagian timur dan selatan dan Karibia kemungkinan dilanda topan yang disertai curah hujan yang tinggi dan kecepatan angin yang meningkat. Topan Karina, yang menghantam New Orleans tahun 2005, diaggap oleh para ilmuwan sebagai satu contoh akibat pengaruh pertemuan seperti itu.

Bagi negara-negara pulau kecil, ancaman besar adalah serangan dru air laut yang meningkat yang tidak hanya mengikis garis-garis pantai tetapi juga menghancurkan tanah pertanian.

Faktor peningkatan jumlah penduduk terbesar dari benua-benua dalam setengah abad ke depan dan bahaya "keatidakamanan" pangan di Afrika bahkan menjadi lebih luas, katanya.

Di Asia Selatan dan Asia tenggara, model-model komputer memperlihatkan peningkatan dua kali lipat dalam frekuensi badai hujan yang merusak.

Di Asia Timur, kecuali gelombang panas akan menjadi lebih panas. Pada pertengahan abad ini, puncak temperatur di Asia Timur akan menjadi sektar 2,0 Celsius lebih tinggi dari sekarang, dan pada tahun 2100 sekitar 4,0 Celsius.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement