Senin 14 Nov 2011 13:44 WIB

Jumlah Jamaah Wafat Bertambah Menjadi 257 Orang

Rep: muhamad subarkah/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH – Kekhawatiran mengenai banyaknya jamaah haji yang meninggal sepekan usai masa puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) terbukti.Data Siskohat yang dirilis pada Senin (14/11) pukul 09.00 Waktu Arab Saudi  (WAS) menunjukan bahwa sepanjang hari Ahad (13/11) jumlah jamaah yang wafat sudah  257 orang.

Jumlah jamaah haji yang wafat itu melonjak cepat bila dibandingkan data sehari sebelumnya yang hanya mencapai 212 jamaah. Bahkan, pada masa awal kedatangan hingga menjelang pelaksanaan wukif di Arafah,  jamaah yang wafat rata-rata hanya 2-3 orang saja per hari.

‘’Ya kini adalah hari-hari puncak jumlah jamaah yang wafat. Beberapa hari kedepan jumlahnya akan menurun. Ini kecenderungan yang terjadi setiap tahun. Grafiknya selalu begitu, ‘’ kata Staf Senior Pusat Kesehatan Haji Departemen Kesehatanm Abdul Hafidz, di Makkah, Senin (14/11).

Menurut dia, banyaknya jumlah jamaah yang meninggal pasca pelaksanaan mengikuti prosesi puncak haji di kawasan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) ini lebih banyak karena dipicu faktor kelelahan fisik. Penyakit yang tadinya sudah ada semakin parah. Bahkan yang sehat pun seusai puncak haji pun ikut sakit. ‘’Tahun kemarin pada hari yang sama jumlahnya juga tak berbeda, yakni mencapai 47 orang wafat dalam satu hari,’’ kata Hafidz.

Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pukul 08:53 WAS, mencatat posisi terakhir jamaah wafat saat itu mencapai 257 orang. Jamaah haji reguler wafat 245 orang dan jamaah haji plus wafat 12 orang. Dalam data itu  menunjukkan, jamaah wafat terbanyak berasal dari embarkasi Surabaya 53 orang, disusul embarkasi Solo 46 orang, embarkasi Bekasi 33 orang, embarkasi Jakarta 29 orang, serta embarkasi Makassar 18 orang. Yang wafat kebanyakan jamaah yang berusia lanjut, 60 tahun ke atas.

Lonjakah jumlah jamaah haji yang meninggal terasa bila melihat jumlah jamaah yang wafat hingga Sabtu (12/11) pukul 16.18 waktu Arab Saudi (WAS). Saat itu jumlahnya masih mencapai 212 orang, dengan rincian 204 orang haji reguler dan delapan orang haji khusus.

Namun, pada saat itu posisi asal jamaah yang wafat tetap belum berubah. Jamaah wafat terbanyak berasal dari embarkasi Surabaya 44 orang, disusul embarkasi Solo 38 orang, embarkasi Bekasi 29 orang, embarkasi Jakarta 23 orang, serta embarkasi Makassar 17 orang.

   

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Slamet Riyanto, mengatakan jamaah wafat tahun ini memang banyak yang berusia 60 tahu ke atas dan masuk dalam golongan resiko tinggi (Risti). "Memang usia 60 tahun ke atas banyak yang wafat dalam pelaksanaan haji karena memang faktor usia dan kelelahan," katanya.

Jamaah haji gelombang II yang datang mendekati masa puncak haji, secara berangsur-angsur mulai Ahad lalu berpindah ke Makkah. Mereka rencananya akan berada di sana selama 8-9 untuk melaksanakan ibadah shalat Arbaiand i Masjid Nabawi.

Mewaspadai masih banyaknya jamaah yang kelelahan pasca melakukan Armina, Koordinator Media Centre Haji MAdinah Zainuddin Daulay mengatakan petugas PPIH Daker Madinah memang mewaspadai ancaman kesehatan bagi jamaah.  Pasalnya, secara umum kondisi jamaah menurun pasca puncak haji di Mekkah dan Armina.

“Kami menghimbau mereka bisa mengontrol kondisi tubuh, jangan sampai jemaah jatuh sakit karena memaksakan diri melakukan ibadah selama di Madinah ini," ujar Daulay.

Selain itu, dia menghimbau agar tim pengawas katering diminta lebih meningkatkan kerja mereka. Ini, katanya, agar kasus-kasus jemaah mengalami gangguan kesehatan akibat katering tidak terjadi lagi. “Kami berharap agar tidak ada kasus diare yang disebabkan karena persoalan catering,” katanya. N muhammad subarkah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement