REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menghadapi musim penghujan 2011/2012, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprioritaskan penanganan terhadap empat titik rawan bencana.Keempat titik rawan itu adalah banjir lahar dingin Merapi, banjir Jakarta, DAS Bengawan Solo dan DAS Citarum.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan permasalahan lahar dingin merapi terkait dengan masih adanya 90 juta m3 material piroklastik di lereng Merapi. "50% lahar mengalir melalui lereng selatan ke Kali Woro, Kali Gendol, Kali Opak, dan Kali Boyong," kata Sutopo melalui pesan Blackberry-nya.
Sisanya, 50 persen lahar yang berada di sisi barat mengalir ke Kali Krasak, Kali Putih, Kali Lamat dan Kali Pabelan.
Untuk banjir Jakarta, lanjut Sutopo, antisipasi kemungkinan terjadinya siklus banjir lima tahunan seperti 2002 dan 2007 terus dilakukan. "Cukup sulit mengatasi banjir secara total di Jakarta. Meskipun upaya penanganan telah dilakukan sejak tahun 1960-an, namun masalah banjir tetap ada," katanya.
Di hulu Sungai Citarum, kata Sutopo, daerah yang langganan banjir adalah di sekitar Majalaya, Baleendah dan sekitarnya. Saat ini pengerukan dan normalisasi sungai dilakukan oleh Kementerian PU untuk mengatasi masalah sungai. "Kerusakan hulu DAS Citarum dan tekanan penduduk yang melebihi daya dukung memberikan kontribusi penyebab banjir," katanya.