REPUBLIKA.CO.ID,SANAA - Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, menyatakan akan menyerahkan tampuk kekuasaan pada militer. Penyerahan kekuasaan tersebut akan dilakukan jika ia mundur sesuai desakan oposisi.
"Kami ... siap membuat pengorbanan bagi negara ini. Tapi anda akan selalu berada di sana, meskipun kami mundur," kata Saleh pada tentara setianya.
Pernyataan Saleh disiarkan kantor berita resmi Saba. Saleh membuat pernyataan saat inspeksi terhadap Garda Republik, korps elite militer, yang dipimpin oleh anak laki-lakinya, Ahmad.
Saleh, yang telah berkuasa di Sanaa sejak 1978, telah mendapat tekanan domestik dan internasioal yang mendesak Saleh mundur sesuai kesepakatan cetak biru perdamaian Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Saleh menyambut baik rencana Dewan Teluk itu. Tapi, dia belum secara resmi mendukungnya.
Penyataannya itu dibuat sebelum pertemuan Dewan Keamanan PBB yang akan berlangsung pada Senin besok. Pertemuan ini akan membicarakan penolakan Saleh untuk menyerahkan kekuasaan berdasar rencana Teluk sebagai imbalan bagi kekebalan dari penuntutan hukum.
Dewan Keamanan dengan suara bulat telah mengesahkan Resolusi 2014 pada 21 Oktober lalu. Resolusi yang mengutuk serangan terhadap demonstran oleh pasukan Saleh dan mendukung sekali rencana GCC. Beberapa ratus demonstran telah tewas di Yaman sejak demonstrasi anti-pemerintah meletus pada akhir Januari lalu.