REPUBLIKA.CO.ID, SOMERSET - Kerukunan antar umat muslim dan Yahudi di Amerika ditunjukan dengan cara yang positif. Kedua agama besar ini bekerja sama menyantuni orang yang kelaparan di New Jersey dan New York.
Bergandeng tangan, Muslim dan Yahudi bekerja sama dalam suasana yang bersahabat dengan menyiapkan makanan untuk 350 tunawisma di dua kota itu. Dengan menyantuni orang yang kelaparan, relawan Muslim dan Yahudi menemukan kesempatan untuk membangun jembatan antara Islam dan Yahudi.
"Kami pikir melayani masyarakat adalah cara yang bagus sebagai sarana menjembatani dua komunitas ini," kata Marsekal Anjum, dari Shalom-Salaam, sebuah organisasi mahasiswa Muslim dan Yahudi di Rutgers.
Upaya ini dilakukan untuk menunjukan kerukunan antara dua agama besar di Amerika Serikat. Sekitar 50 Yahudi dan 50 Muslim di seluruh Amerika Serikat dan Kanada menggelar program ini.
Acara sosial ini disponsori oleh Muslim Against Hunger Project, Universitas Rutgers Shalom-Salaam, dan Yayasan Yayasan Ethnic Understanding (milik Yahudi). "Setiap orang Yahudi dan Muslim masingmasing berkewajiban untuk membantu mereka yang membutuhkan," kata Walter Ruby dari Yayasan Ethnic Understanding di New York sperti dilansir onislam.net, Selasa (22/11).
Hubungan antar agama baik para pemimpin Muslim dan Yahudi Amerika memiliki sejarah keberhasilan. Sejak 2008 telah ada inisiatif untuk meningkatkan kerukunan etnis dan membangun hubungan harmonis antara dua agama besar ini.
Kelompok organisasi Muslim dan Yahudi berpartisipasi dalam inisiatif. Mereka di antaranya Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA), Kongres Yahudi Dunia (WJC), para Muslim Public Affairs Council (MPAC) dan Asosiasi Kanada Yahudi dan Muslim (CAJM).
Meskipun tidak ada data resmi, Amerika telah menjadi rumah bagi hampir delapan juta Muslim. Jumlah Yahudi di negara super power ini mencapai 6,5 juta.