REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Pemerintah Thailand akhirnya tetap berkomitmen melanjutkan kesepakatan ekspor beras ke Indonesia. Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan Thailand akan memulai proses ekspor berasnya ke Indonesia Desember mendatang.
Pada komitmen awal Thailand mengirim beras sebesar 300 ribu ton. Selama menunggu kepastian realisasi impor dari Thailand, Bulog juga pernah mencari negara alternatif lain, seperti India.
Tujuannya untuk menjaga stok beras nasional minimal 1,5 juta ton di akhir tahun. Oleh karenanya, Bulog telah menyepakati impor beras dari India sebanyak 250 ribu ton yang masuk bertahap mulai akhir tahun ini.
"Desember ini Thailand mulai mengapalkan berasnya ke Indonesia," kata Sutarto kepada wartawan di Sentul, Bogor, Senin (28/11).
Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra sebelumnya mengatakan pembatalan ekspor terpaksa dilakukan sebab kedua negara sudah berkomitmen dalam waktu cukup lama.
Thailand sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Indonesia untuk menyuplai beras. "Jadi, Indonesia akan membeli beras Thailand hingga satu juta ton per tahun," kata Yingluck sebagaimana dikutip Reuters akhir pekan lalu.
Meskipun ada bencana banjir, kata Yingluck, ia berharap bisa terus menyuplai beras ke Indonesia. Sebab, banjir tidak terlalu memengaruhi produksi beras Thailand.
Banjir, kata Yingluck, hanya memengaruhi 20 persen produksi beras Thailand. Sutarto mengatakan pihaknya menunggu dulu arahan dari pemerintah RI dan pemerintahan Thailand.
Hingga hari ini, pengadaan beras dalam negeri masih mencapai 1.474.678 ton beras. Harga grosir beras di Pasar Induk Cipinang Jakarta untuk jenis IR64 kualitas satu sebesar Rp 7.750 per kilogram (kg). Sementara jenis IR64 kualitas dua Rp 7.250 per kg, dan untuk jenis IR64 kualitas tiga sebesar Rp 6.700 per kg.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook