Senin 28 Nov 2011 23:18 WIB

Agar tak 'Keleleran' di Kemudian Hari, Atlet Diminta tak Boroskan Uang Bonus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Ketua Umum PB Forki Hendardji Soepandji meminta agar para atlet karate tidak berlaku boros dan sembrono dalam menggunakan uangnya. Imbauan disampaikan setelah mereka menerima sejumlah bonus dari hasil prestasi yang diraih.

"Saya minta atlet jangan hidup boros. Kalau ada atlet yang 'keleleran' di kemudian hari, itu karena kesalahan mereka tidak bisa mengatur keuangannya dengan baik," ujar Hendardji di Jakarta, Senin (28/11).

Selain bonus dari pemerintah, para atlet karate menerima bonus dari salah satu bank swasta di Jakarta yang turut berpartisipasi memberikan apresiasi kepada atlet karate yang telah mengharumkan nama bangsa di ajang SEA Games XXVI/2011 baru-baru ini.

Bank tersebut memberikan bonus total senilai Rp1,160 miliar sebagai bonus tambahan bagi para atlet peraih medali emas, perak dan perunggu.

Dari ajang SEA Games XXVI, cabang karate berhasil meraih 10 medali emas, 2 perak dan 4 perunggu.

Kepada peraih medali emas, bank tersebut memberikan bonus sebesar Rp100 juta, peraih perak sebesar Rp25 juta dan perunggu Rp10 juta. Sedangkan para pelatih mendapatkan Rp10 juta.

Peraih medali emas di ajang SEA Games XXVI tersebut adalah Donny Dharmawan (kumite putra 60 kg), Jintar Simanjuntak (kumite putra 67 kg), Yulanda Asmuruf (kumite putri 68 kg), Faizal Zainuddin (kata putra), Umar Syarif (kumite putra 84 kg) dan Flenty Enoch (kata putri).

Medali emas lainnya diperoleh dari nomor kata beregu putri, kata beregu putra, kumite beregu putra dan kumite beregu putri.

Secara terpisah, Faizal Zainuddin mengatakan, bonus dari pemerintah yang bernilai Rp200 juta untuk peraih medali emas sudah mereka terima saat acara syukuran kontingen di Jakarta, baru-baru ini. "Bonus dari pemerintah itu sudah kami terima saat acara syukuran Gedung Serbaguna Senayan," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement