REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mesir, Abdel Moiz Ibrahim mengatakan, pelaksanaan pemilu anggota parlemen tahap pertama pada Senin dan Selasa berlangsung aman dan lancar.
"Alhamdulillah, pemilu tahap pertama ini berjalan lancar kendati ada keluhan keterlambatan logistik di beberapa tempat pemungutan suara," kata Abdel Moiz dalam konferensi pers di Kairo, Selasa (29/11).
Ia menyatakan bahwa beberapa kesalahan kecil itu sebagai pelajaran berharga untuk tidak terulang lagi pada pemilu tahap kedua dan ketiga pada Desember dan Januari nanti.
Menurut dia, kesalahan itu terjadi di beberapa TPS kecil di Kairo dan tempat lain seperti di Fayoum, Luxor dan Bahrul Ahmar tersebut berupa keterlambatan surat suara, terlambat datangnya pengawas, dan surat suara belum dibubuhi cap.
Abdel Moiz juga menyampaikan terima kasih kepada pihak keamanan dari tentara dan polisi serta pengawas dari para hakim dinilainya masing-masing menjalankan tugas dengan sempurna.
Aman dan lancarnya Pemilu Mesir pertama pascarevolusi yang menumbangkan rezim Presiden Hosni Mubarak ini mengejutkan banyak pihak.
Pasalnya, sepekan menjelang pemilu itu sempat terjadi kerusuhan berdarah di Kairo dan Iskandariyah yang menewaskan sedikitnya 41 orang akibat bentrok antara pemrotes anti-pemerintah dan aparat keamanan.
Pemrotes meminta penundaan pemilu dan menuntut Majelis Tinggi Militer yang mengambil alih kekuasaan setelah Presiden Mubarak mundur pada 11 Februari silam untuk untuk menyerahkan kekuasaan kepada sipil.
Namun, Majelis Tinggi Militer didukung Ikhwanul Muslimi -- kekuatan politik utama Mesir saat ini -- menolak penundaan pemilu.
Aksi protes tersebut memaksa Perdana Menteri Essam Sharaf dan kabinetnya mengundurkan diri pekan lalu.
Mantan PM di masa Mubarak, Kamal Ganzouri ditunjuk militer untuk menggantikan PM Sharaf.
Kendati ditolak pemrotes, Ganzouri sedang bernegosiasi dengan semua kekuatan politik untuk pembentukan kabinet transisi. Sementara itu, Dewan Tertinggi Militer menyambut hangat pemilu yang aman dan lancar tersebut.
"Lancarnya pemilu ini membuktikan niat baik Dewan Tertinggi Militer untuk mengalihkan kekuasaan kepada sipil sesuai garis konstitusi," kata Jenderal Ismail Otman, anggota Dewan Militer.
Tercatat 55 partai politik ikut dalam pemilu tersebut untuk memperebutkan 497 kursi dari total 508 kursi Majelis Syaab (DPR) -- 10 kursi di antaranya ditunjuk oleh penguasa bagi kalangan wanita, profesional dan minoritas Qoptik.
Pemilu tahap pertama ini berlangsung di sembilan dari 27 provinsi, yaitu selain di ibu kota Kairo, juga di Iskandariyah, Fayoum, Port Said, Dimyate, Asyut, Luxor, Kafrus Syaikh dan provinsi Bahrul Ahmar.