REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota DPR yang menolak untuk diabsen sidik jarinya pada sidang paripurna dianggap seperti supir bajay. Karena tidak mau diatur dan hanya menonjolkan egoisme diri sendiri.
"Supir Bajay kan tidak mau diatur. Dia hari ini belok kiri, besok belok ke arah mana kan tidak ada yang tahu kecuali dirinya dan Tuhan," seloroh pakar Politik UI, Prof Iberamsjah, saat dihubungi, Selasa (6/12).
Dia mengatakan hal itu melanggar etika sosial dan demokrasi yang menjunjung tinggi pengawasan dan transparansi. DPR sebagai lembaga politik jelas perlu diawasi, karena mereka harus mempertanggungjawabkan apa yang mereka perbuat kepada konstituen.
"Ini tidak mau diatur. Penolakan mereka menunjukkan bahwa masalah absensi hanya ingin diketahui internal anggota DPR dan Tuhan," paparnya.
Jika ini dibiarkan, menurut Iberamsjah, akan menjadikan DPR kurang demokratis dan akan semakin mengecewakan rakyat.