REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Dokumen yang ditemukan di rumah tempat Usamah bin Ladin dibunuh di Pakistan pada Mei memperlihatkan pemimpin Alqaedah itu tidak lagi memiliki peran apa pun dalam berbagai organisasinya, kata seorang ahli, yang mengkaji bukti tersebut, Rabu.
Ahli itu, yang tak ingin disebutkan jatidirinya, mengatakan 200 bukti --buku catatan, file, komputer, dan USB-- yang ditemukan oleh personel pasukan komando AS yang melancarkan serangan yang menewaskan Usamah memperlihatkan data yang "sudah cukup lama sejak ia terlibat dalam penanganan organisasinya dari hari-ke-hari".
"Kebanyakan tulisan yang kami temukan adalah kertas posisi umum, serta instruksi 'Kita harus terus menyerang AS' atau 'Dapatkah ash-Shabaab di Somalia dipercaya?" kata sumber tersebut.
"Di satu buku catatan kecil yang berwarna biru dari Februari 2010, ia bertanya apakah seorang anggota mesti dinaikkan posisinya, siapa yang mesti diangkat untuk mengganti anggota lain yang tewas dalam satu serangan pesawat tanpa awak. Namun tak ada catatan mengenai penanganan operasi organisasi tersebut," sumber itu menambahkan.
Mengenai sepertiga barang yang disita adalah barang keluarga pribadi, termasuk upaya oleh salah seorang istrinya untuk mendapatkan suami buat putri mereka, kata sumber tersebut.
"Dalam setiap kejadian, karena alasan keamanan, ia hanya menerima pesan satu atau dua kali per bulan. Bagaimana orang bisa mengoperasikan satu jaringan dalam kondisi itu?" ahli tersebut mempertanyakan.
Personel Navy SEAL AS membunuh Usamah bin Ladin pada 2 Mei, dalam satu serangan terhadap satu rumah di kota garnisun Pakistan, Abbottabad, di sebelah utara ibu kota negeri itu, Islamabad, dan belakangan "mengubur" mayat otak serangan 11 September 2001 di Amerika tersebut di laut.