Kamis 08 Dec 2011 21:47 WIB

Bagi Calon Pengusaha, Kuliah bukan untuk Kejar Gelar Tapi Bangun Jaringan

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Siwi Tri Puji B
Pengusaha muda. Ilustrasi
Foto: .
Pengusaha muda. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Banyak pengusaha yang sudah memulai bisnisnya sejak di bangku kuliah. Keasyikan bisnis, terkadang justru membuat kuliah terbengkelai bahkan keteteran. Hal itu pula yang dialami oleh Hendy Setiono, pendiri Kebab Baba Rafi di Indonesia. Ia yang sudah memulai bisnisnya sejak usia 19 tahun, akhirnya dengan sadar keluar dari kampus ITS untuk membesarkan sayap bisnisnya.

Ia keluar bukan menganggap kuliah tidak penting. "Salah besar jika ingin berbisnis tapi berfikir tak perlu kuliah. Anda boleh tidak kuliah asal sudah memiliki network yang luas," ujar dia dalam acara Bincang Bisnis Kreatipeneur Republika, Kamis (8/12) di kampus Bina Sarana Informatika (BSI).

Menurutnya, kuliah sangat penting untuk mencari ilmu dan membangun jaringan. Namun, jika kuliah hanya ingin mencari gelar atau ijasah, itu yang menjadi tidak penting. Banyak hal penting yang bisa diperoleh lebih dari sekedar ijazah saja.  "Bukan ijasahnya yang kita kejar tapi membangun jaringannya yang penting. Anda boleh tidak lulus seperti saya, tapi anda harus punya kenalan direktur, dan pejabat di luar negeri," ujar dia. Kuliah menurutnya merupakan salah satu kesempatan besar untuk membangun jaringan dan pertemanan  seluas-luasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement