REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) mengaku tidak takut bila ambang batas parlemen (Parliamentary Threshold) sebesar lima persen.
"Kita tidak takut bila PT yang ditetapkan dalam RUU Pemilu sebesar lima persen. Namun, perlu dipertimbangkan kembali bahwa peningkatan PT di atas 2,5 persen akan melukai hati rakyat," kata Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, saat menyampaikan pernyataan politik Rapat Kerja Nasional Partai Hanura, di Jakarta, Rabu (21/12).
Ia menilai alotnya pembahasan RUU Pemilu disebabkan adanya disorientasi makna dari UU itu. Itu disebabkan kepentingan politik yang lebih dominan ketimbang kepentingan rakyat.
"PT 2,5 persen saja telah menghanguskan 19 juta suara rakyat, namun bukannya dikurangi tetapi malah ditambah menjadi lima persen. Hanura tetap bertahan pada angka 2,5 persen atau tiga persen agar tidak melukai hati rakyat," katanya.
Menurut Wiranto, dengan peningkatan PT sekitar lima persen, maka sekitar 38 juta suara rakyat akan hilang dan terbuang sia-sia. "Apakah itu demokratis?" katanya seraya menambahkan Hanura siap bila PT di atas lima persen.
Dalam kesempatan itu, Wiranto juga menyatakan Hanura akan terus memperjuangkan pelibatan parpol dalam penyelenggaraan pemilu seperti Pemilu 1999 yang ternyata pemilu paling bersih dan demokratis. "Kita tidak ingin mengulang Pemilu 2009 yang sarat dengan penyelenggaraan yang tidak jujur," katanya.