REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH-- Pelajar Islam Indonesia (PII) mengimbau masyarakat Aceh, khususnya kalangan muda, tidak merayakan tahun baru 2012 karena bukan budaya Islam. "Perayaan tahun baru masehi merupakan budaya asing dan bukan tradisi masyarakat Aceh yang mayoritas beragama Islam, sehingga tidak perlu dirayakan," kata Ketua Umum PII Kota Banda Aceh Alimuddin Armia di Banda Aceh, Selasa.
Menurut dia, perayaan tahun baru masehi berpotensi menyuburkan praktik kemaksiatan. Sementara, Aceh dikenal dengan julukan Serambi Mekkah dan Kota Banda Aceh identik dengan Bandar Wisata Islami ini. Selain itu, ia menyesalkan adanya upaya perayaan tahun baru yang dilakukan oknum-oknum tertentu dengan menjual terompet, mercon dan kembang api serta persiapan pesta besar-besaran di sejumlah hotel dan kafe di Banda Aceh.
"Di malam tahun baru sebelumnya, sering terlihat pasangan muda-mudi yang mayoritas bukan mahram berboncengan, berpelukan di atas sepeda motor meniup terompet dan pesta kembang api," ujarnya. Oleh karena itu, ia mengajak generasi muda Aceh tidak terpengaruh dengan budaya asing, seperti merayakan tahun baru karena praktik tersebut bertentangan dengan Islam.
Apalagi, sebut dia, merayakan malam pergantian tahun dengan meniup terompet maupun berkeliling dengan sepeda motor hanyalah perbuatan sia-sia. Ia mengharapkan Pemerintah Aceh maupun Pemerintah Kota Banda Aceh terfokus menyikapi permasalahan perayaan tahun baru, sehingga tidak mencoreng nama baik daerah.
"Kami juga mengimbau Pemerintah Kota Banda Aceh sebagai pemimpin masyarakat lebih tegas melarang setiap upaya perayaan tahun baru di berbagai tempat, termasuk di kawasan wisata," pinta Alimuddin Armia.