Kamis 29 Dec 2011 15:30 WIB

KNKT:Kecelakaan Kereta Api Turun Signifikan

Rep: Fitria Andayani/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis tingkat kecelakaan kereta api tahun ini terendah sepanjang 5 tahun terakhir.  Tahun ini KNKT mencatat hanya ada satu kecelakaan kereta serius.

Ketua KNKT, Tatang Kurniadi menyatakan, angka tersebut turun signifikan, mengingat pada 2010 jumlah kecelakaan kereta api mencapai 10 peristiwa. “Sedangkan tahun ini hanya ada satu kecelakaan serius yang disebabkan oleh terjadinya tabrakan antar kereta api,” ujarnya, Kamis (29/12). Dari kecelakaan tersebut sebanyak 5 penumpang meninggal. Sedangkan 10 orang luka-luka.

Akibatnya, tingkat kecelakaan kereta api pada 2011 turun menjadi 0,02 persen. Padahal di 2010 rasionya mencapai 0,205 dan 2007 mencapai 0,302. Sebelumnya, kebanyakan kecelakaan kereta yang terjadi disebabkan anjlok atau tergulingnya kereta api, hingga 64 persen, Sedangkan tabrakan antar kereta mencapai 29 persen. “Sedangkan faktor sarana prasarana menjadi penyebab utama kecelakaan, disamping masalah operasional, SDM, dan eksternal,” katanya.

Pencapaian ini cukup menggembirakan mengingat jarak tempuh kereta api yang semakin bertambah dalam 5 tahun terakhir. Bila pada 2007, total kilometer tempuhnya mencapai 46 juta per tahun. Saat ini, jumlahnya sudah mencapai 48,7 kilometer tempuh per tahun. “Peningkatan yang luar biasa, makanya menurut perhatian keselamatan yang semakin tinggi,” katanya.

Menurutnya, saat ini, KNKT memiliki sebanyak 14 orang investigator kecelakaan kereta api. “Untuk moda transportasi ini, investigasi dilakukan untuk memenuhi kriteria peristiwa luar biasa hebat,” katanya.

Kecelakaan tersebut telah menyebabkan rintang jalan KA lebih dari 6 jam, terdapat korban manusia, dan terjadinya kekusutan operasional perjalanan KA yang terulang. “Seperti halnya anjlogan pada suatu tempat dan tikungan tertentu, Serta kerusakan berulang pada bagian tertentu KA seperti as roda dan keretakan rel,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement