REPUBLIKA.CO.ID, MALE - Komunitas Muslim Maladewa berhasil mendesak pemerintah menutup resor mewah di Ibukota Male. Pemerintah dalam putusannya, Sabtu (31/12) kemarin, akhirnya menutup resor mewah tersebut.
Keberhasilan komunitas Muslim tidak terlepas dari dukungan partai oposisi, Partai Progresif Maladewa (PPM) yang menekan pemerintah. Menurut oposisi, pendapatan yang masuk sebesar 1.5 miliar dolar AS percuma apabila penjualan daging babi dan konsumsi alkohol meningkat.
Penutupan resor yang menjadi tujuan selebritas dunia berbulan madu atau liburan ini dilakukan oleh Pemerintah melalui sebuah dekrit. "Pemerintah telah memutuskan untuk menutup panti pihat dan spa di Maladewa," kata Presiden Mohammed Nashed seperti dikutip dari arabianbusiness.com, Selasa (3/1).
Juru bicara Partai Progresif Maladewa (PPM), Ahmed Mahloof, menilai pemerintah hanya lebih mementingkan bisnis ketimbang dampak terhadap umat. "Kami menginginkan minuman keras dan panti pijat dilarang di pulau berpenghuni 400.000 jiwa guna mencegah pelacuran dan penyebaran obat-obatan serta alkohol untuk penduduk setempat," kata dia.
Menteri Pariwisata, Mariyam Zulfa, mengaku prihatin dengan putusan tersebut. Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak begitu saja menutup resor tersebut. "Kita harus melihat efek dari penutupan itu. Semoga pemerintah sadar dengan apa yang telah diputuskan," kata dia.
Four Seasons Resort, demikian nama resor yang ditutup itu. Resor dengan tarif 1.000 dolar AS per malam ini merupakan favorit utama wisatawan manca negara. Sebagai informasi, pariwisata Maladewa menyumbang 30 persen dari PDB negara kepulauan di Samudera Hindia itu. Kabarnya, penutupan resor ini diprediksi akan berpengaruh terhadap industri wisata negara tersebut.