REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah penandatanganan anggota Watimpres yang baru, meja marmer yang dipakai pecah. Tidak pernah dalam sejarah kepresidenan meja yang dijadikan tempat penandatangan itu pecah.
Peristiwa itu terjadi usai penandatanganan. Tibalah sesi memberi ucapan selamat kepada Albert Hasibuan, anggota Watimpres yang baru. Presiden dan Wakil Presiden Boediono berjalan mengambil posisi di tengah ruangan untuk menyalami.
Saat Presiden Yudhoyono mulai berjalan, beberapa anggota staf Istana memindahkan meja marmer tersebut. Saat hendak diangkat, brak! Meja marmer itu pun ambruk dan hancur. Staf presiden dibantu Paspamres pun langsung bergegas membersihkan pecahan marmer dan meja itu.
Saat peristiwa itu terjadi, Presiden SBY sedang mengulurkan tangan untuk menyalami anggota Watimpres yang baru. Tangannya sempat terhenti, kepalanya menoleh ke belakang dan melihat apa yang terjadi. Setelah itu, SBY kembali mengulurkan tangannya dan langsung menyalami anggota Watimpres bidang hukum dan HAM, Albert Hasibuan.
Wajar jika SBY mengalihkan pandangannya sepersekian detik dari acara seremonial itu. Sebab suara yang dihasilkan dari ambruknya meja marmer itu cukup keras. Bahkan sempat membuat perhatian para menteri tamu undangan, dan para wartawan teralihkan.
Tak hanya SBY, Ani Yudhoyono yang baru kali pertama muncul pasca-sakit pun ikut melirik peristiwa langka itu. Wajahnya yang sejak awal berseri dan memberikan senyuman, sedikit berubah ketika mengetahui meja marmer ambruk dan pecah jadi sembilan.
Setidaknya ada dua peristiwa menarik di awal tahun 2012 ini di Istana. Pada pekan lalu, pohon trembesi yang ditanam SBY ambruk saat hujan badai melanda Jakarta. Sekarang, peristiwa menarik lainnya terjadi ketika penandatanganan anggota Watimpres yang baru.
Apakah SBY terganggu dengan itu? Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha berkata singkat. "Tidak. Presiden tidak terganggu dengan hal tersebut," katanya.