Ahad 15 Jan 2012 21:19 WIB

Inilah Penyebab Susanti Divonis Hukum Mati di Arab

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Susanti, warga Kampung Sepat Kerep, Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang, yang divonis hukuman mati atas tuduhan membunuh anak majikannya, di Riyadh, Arab Saudi, berangkat menjadi TKW pada 2008 melalui PJTKI PT Antara Indosadya yang beralamat di Jakarta.

Susanti sudah divonis hukuman mati pengadilan di Riyadh, Arab Saudi, pada 20 April 2011, setelah dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan anak majikannya. Kejelasan nasib Susanti itu didasarkan surat bernomor 00061/WN/01/2012/65, perihal Penanganan Kasus TKI Terancam Hukuman Mati di Arab Saudi atas nama Susanti binti Mahpud, yang disampaikan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tertanggal 6 Januari 2012.

Dalam surat itu disebutkan, sejak 21 November 2009, Susanti sudah ditahan Polisi Dawadmi setelah dituduh membunuh anak majikannya yang bernama Khalid bin Obaid Al Otaibi (13). Selanjutnya pada 20 April 2011, Susanti divonis hukuman mati secara "had". Bukan hukuman mati secara "qishas" karena pembunuhannya dilakukan secara diam-diam, dari belakang.

Surat yang ditandatangani Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Tatang Budi Utama Razak itu juga menyebutkan, Duta Besar Indonesia di Riyadh telah mengunjungi Susanti pada 4 Oktober 2011 dan telah mengirimkan surat kepada Raja Abdullah untuk meminta agar proses hukum terhadap Susanti ditinjau ulang.Pengacara KBRI juga disebutkan telah menyampaikan berkas pembelaan ke Pengadilan Dawadmi pada 19 Desember 2011, setelah menerima salinan vonis mati Susanti.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement