REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan membantah laporan tentang pembukaan kembali rute pasokan NATO ke Afghanistan. Disebutkan Kantor Departemen Luar Negeri (Deplu) Pakistan, pada Kamis (19/1), sejauh ini tidak ada keputusan akhir tentang pembukaan kembali rute tersebut.
Dalam jumpa pers mingguannya di Islamabad, Kamis sore, juru bicara Kantor Deplu, Abdul Basit, mengatakan bahwa pembukaan kembali rute pasokan itu belum diputuskan. Rute suplai ditutup pada November tahun lalu setelah serangan lintas-perbatasan oleh pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu yang menewaskan 24 prajurit Angkatan Darat Pakistan.
Basit mengatakan, Pakistan telah meminta Amerika Serikat (AS) untuk menunda kedatangan utusan khususnya, Marc Grossman, ke Pakistan sampai tinjauan hubungan bilateral parlemen selesai. Menurut Basit, penundaan itu ditujukan agar pemerintah menyelesaikan pekerjaan rumahnya dulu sebelum kedatangan utusan AS.
"Kami tidak berharap kunjungan Grossman ke Pakistan tetap sia-sia," katanya seperti diberitakan Xinhua yang dikutip Antara, Jumat (20/1).
Mengomentari hubungan Pakistan-AS, Basit mengatakan bahwa Pakistan ingin mengembangkan hubungan bilateral dengan AS atas dasar saling menghormati dan kepentingan bersama. Dikatakannya, Pakistan sedang mencoba untuk menempatkan hubungan dengan AS pada jalur yang ada, demi kepentingan kedua negara.
Dia juga mengatakan bahwa Menlu AS, Hillary Clinton, telah menghubungi Menlu Pakistan, Hina Rabbani Khar, dan membahas berbagai aspek hubungan bilateral.